Sumber foto: google

Daftar 5 Negara dengan Utang Terbesar ke China

Tanggal: 27 Jun 2024 15:14 wib.
Pada dua dekade terakhir, China telah memberikan utang kepada negara-negara berkembang sebesar US$1,1 triliun atau Rp17 ribu triliun (asumsi kurs Rp15.715 per dolar AS). Pinjaman ini digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur seperti jalan, bandara, kereta api, dan pembangkit listrik di berbagai belahan Amerika Latin hingga Asia Tenggara. Hal ini membuat China menjadi negara pemberi utang terbesar di dunia.

Menurut laporan AidData yang dirilis pada Senin (6/11), sebanyak 165 negara berkembang menerima pinjaman dari China. Diperkirakan 55 persen dari total utang tersebut akan jatuh tempo, di tengah kondisi perekonomian global yang penuh dengan tantangan seperti tingginya suku bunga, pelemahan mata uang lokal, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Data dari Bank Dunia yang dianalisis oleh Statista menunjukkan bahwa sebagian besar negara yang memiliki utang besar kepada China terletak di Afrika. Namun, tidak sedikit juga negara di Asia Tengah, Asia Tenggara, dan Asia Pasifik yang memiliki utang signifikan kepada China.

Pinjaman dari China memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi dan jangka waktu pembayaran yang lebih pendek jika dibandingkan dengan pinjaman dari lembaga keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional atau Bank Dunia.

Berdasarkan data yang tersedia, berikut adalah 5 negara dengan utang terbesar kepada China

1. Pakistan (US$27,4 miliar)

Menurut data IMF yang dilaporkan oleh CNBC, sebanyak 30 persen dari total utang luar negeri Pakistan berasal dari China, tiga kali lipat lebih besar dari utang Pakistan kepada IMF dan lebih besar dari utang negara itu kepada Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia. Pinjaman dari China ini disertai dengan persyaratan yang kurang jelas, mengabaikan aspek kelangsungan proyek dalam jangka panjang, biaya lingkungan dan sosial, serta tingkat suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemberi pinjaman dari negara-negara OECD. Namun demikian, Pakistan terus meminjam dari China dan bahkan baru-baru ini meminta pinjaman sebesar US$10 miliar untuk proyek kereta api besar.

2. Angola (US$22 miliar)

Utang Angola kepada China mencapai lebih dari US$20 miliar, termasuk $14,5 miliar kepada China Development Bank (CDB) dan hampir $5 miliar kepada Bank Ekspor-Impor Tiongkok (EximBank). Menurut laporan Reuters, IMF menyatakan bahwa Angola mendapatkan keringanan utang sebesar $6,2 miliar selama tiga tahun ke depan melalui perjanjian dengan tiga kreditur utamanya, termasuk CDB dan EximBank.

3. Ethiopia (US$7,4 miliar)

Pemerintah Ethiopia diizinkan oleh China untuk menangguhkan pembayaran utang sebesar US$7,4 miliar hingga tahun fiskal 2023/2024. China juga telah berkomitmen memberikan pinjaman sebesar US$13,7 miliar kepada Ethiopia sejak tahun 2020, meskipun belum jelas berapa jumlah utang yang akan jatuh tempo pada tahun fiskal yang akan datang.

4. Kenya (US$7,4 miliar)

Pemerintahan Kenya di bawah kepemimpinan Presiden William Ruto telah merilis dokumen tentang pinjaman sebesar US$3 miliar terkait dengan jalur kereta api yang kontroversial. Reuters melaporkan bahwa pemberi pinjaman dari China telah berkomitmen meminjamkan $9,3 miliar ke Kenya pada periode 2000 hingga 2020, dan total utang Kenya kini hampir mencapai 70 persen dari PDB-nya.

5. Sri Lanka (US$7,2 miliar)

Sri Lanka telah mencapai kesepakatan dengan China untuk merestrukturisasi utang sebesar $4,2 miliar. Pada Mei 2022, Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya di tengah krisis keuangan yang terburuk dalam beberapa dekade. Total utang luar negeri Sri Lanka mencapai US$46,9 miliar, di mana 52 persen di antaranya merupakan utang ke China.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved