Sumber foto: google

Cyril Ramaphosa Melantik Diri Sebagai Presiden Afrika Selatan untuk Ketiga Kalinya

Tanggal: 21 Jun 2024 10:57 wib.
Cyril Ramaphosa akan kembali dilantik menjadi presiden Afrika Selatan untuk ketiga kalinya pada hari ini, Rabu (19/6) usai gonjang-ganjing politik di negara tersebut. Pelantikan tersebut akan menjadi momen bersejarah bagi negara tersebut dan juga bagi Ramaphosa sendiri. Selama prosesi pelantikan, Ramaphosa akan juga ditemani oleh para diplomat, pejabat asing, pemimpin agama dan adat, serta pihak dari pusat pemerintahan.

Menurut Kepresidenan Afrika Selatan, hampir 20 kepala negara dan pemerintahan telah memberi konfirmasi untuk hadir di acara pelantikan Ramaphosa. Sejumlah negara seperti China, Mesir, Kuba, Zimbabwe, hingga Palestina akan diwakili oleh pejabat tingkat tinggi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya momen pelantikan tersebut, baik bagi Afrika Selatan maupun bagi hubungan bilateral dengan negara-negara lain.

Pelantikan ini berlangsung setelah Ramaphosa berhasil memperoleh suara mayoritas di parlemen pekan lalu. Namun, hal ini tidak terjadi begitu saja, mengingat pemilu tak menghasilkan pemenang langsung pada saat itu.

Pemilu di Afrika Selatan berlangsung pada bulan Mei, di mana warga memilih anggota Majelis Nasional dan badan legislatif negara bagian. Namun, hasil pemilu menunjukkan bahwa partai Ramaphosa, yaitu Kongres Nasional Afrika (ANC), hanya mendapat sekitar 40 persen suara. Untuk pertama kalinya sejak 1994, partai ini tidak meraih suara mayoritas.

Angka tersebut juga tidak cukup untuk mengantar Ramaphosa ke kursi kepresidenan, mengingat partai harus memiliki lebih dari 50 persen suara parlemen untuk dapat menjabat sebagai pemimpin negara. Akibatnya, NAC kemudian menggandeng partai lain untuk membentuk pemerintah persatuan nasional, termasuk di antaranya Aliansi Demokratik (DA), Partai Kebebasan Inkatha, Aliansi Patriotik, dan partai kecil berhaluan kiri-tengah, GOOD.

Kesepakatan tersebut membawa Ramaphosa meraih 283 dari 400 kursi parlemen, sehingga memungkinkan dirinya untuk kembali menjadi presiden Afrika Selatan. Pada pekan lalu, Ramaphosa juga menyatakan, "Sekali lagi akan menjadi sebuah keistimewaan dan kesenangan untuk sekali lagi mengabdi pada bangsa ini," yang menunjukkan komitmennya dalam memimpin negara tersebut.

Cyril Ramaphosa pertama kali menjabat sebagai presiden pada tahun 2018, ketika dia menggantikan Jacob Zuma yang dipaksa mundur sebelum masa jabatannya habis karena tuduhan korupsi. Kemudian, pada tahun 2019, Ramaphosa diangkat kembali menjadi presiden untuk satu periode selama lima tahun.

Selama kepemimpinannya, Ramaphosa telah meluncurkan gerakan anti korupsi dan mereformasi sistem energi yang dianggap runtuh di Afrika Selatan. Namun, tantangan ekonomi tetap ada, terutama dengan melemahnya ekonomi dan meningkatnya tingkat pengangguran di negara tersebut.

Dengan mengantongi suara mayoritas di parlemen, Ramaphosa diharapkan dapat terus berupaya memimpin Afrika Selatan menuju kemajuan yang lebih baik. Hari ini, pelantikan kembali menjadi momen penting bagi negara ini, di mana Ramaphosa akan mengambil sumpah dan siap untuk memimpin negara tersebut untuk ketiga kalinya. Pelantikan ini juga menjadi momentum yang penting untuk menatap masa depan yang lebih baik bagi Afrika Selatan.

Andaikan tambahan di artikel tersebut, kita juga dapat menambah informasi tentang prestasi-prestasi yang telah dicapai oleh Ramaphosa selama kepemimpinannya, serta harapan-harapan untuk masa kepemimpinan yang akan datang. Dengan demikian, pembaca akan mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang pentingnya momen pelantikan ini bagi Afrika Selatan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved