Cina Punya Kebijakan Baru untuk Pengembalian Pajak Wisatawan Asing
Tanggal: 1 Mei 2025 19:04 wib.
Cina baru-baru ini mengumumkan kebijakan baru yang memperluas pengembalian pajak untuk segala aktivitas belanja yang dilakukan oleh wisatawan asing. Dalam upaya menarik lebih banyak pengunjung, negara ini akan menambah daftar tempat pengembalian pajak yang mencakup area perbelanjaan ternama, objek wisata, bandara, dan hotel-hotel.
Menurut pernyataan resmi dari Kementerian Perdagangan dan lembaga terkait lainnya yang dilansir oleh Global Times, ambang batas pengembalian pajak bagi setiap wisatawan asing pada hari yang sama kini diturunkan menjadi 200 yuan, atau setara dengan Rp 462.700. Ini adalah penurunan signifikan dari ambang batas sebelumnya yang mencapai 500 yuan, atau sekitar Rp 1,2 juta. Perubahan ini mulai berlaku pada tanggal 27 April 2025.
Pengembalian dana yang ditawarkan akan mencakup berbagai metode pembayaran, termasuk transaksi melalui ponsel, kartu bank, dan tunai. Langkah ini diambil oleh Cina untuk memenuhi beragam preferensi pembayaran yang dimiliki oleh para pelancong asing. Selain itu, batas pengembalian tunai telah dinaikkan secara signifikan, sebelumnya hanya 10.000 yuan (sekitar Rp 23,1 juta), kini meningkat menjadi 20.000 yuan (sekitar Rp 46,2 juta).
Kebijakan baru ini diharapkan dapat memperbaiki pengalaman wisatawan asing sekaligus mendorong peningkatan konsumsi lokal. Hal ini menjadi semakin relevan di tengah situasi perang dagang yang berlangsung dengan Amerika Serikat. Cina juga telah mengambil langkah-langkah strategis sebelumnya, seperti melonggarkan kebijakan visa, yang meningkatkan aksesibilitas pembayaran, dan menyederhanakan prosedur bea cukai untuk menarik lebih banyak wisatawan.
Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2024, jumlah kedatangan internasional ke Cina diprediksikan akan mencapai hampir 132 juta. Ini mencerminkan peningkatan hampir 61 persen dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun angka tersebut masih di bawah angka sebelum pandemi. Dari total kedatangan internasional tersebut, hampir 105 juta berasal dari daerah Hong Kong, Makau, dan Taiwan.
Kedatangan wisatawan asing yang meningkat tentu saja berkontribusi pada pertumbuhan volume penjualan barang-barang yang memenuhi syarat untuk pengembalian pajak. Seorang pejabat pajak yang diwawancarai oleh Global Times menyatakan bahwa jumlah pengembalian pajak mengalami lonjakan antara 1,2 kali lipat hingga 1,3 kali lipat dari tahun ke tahun.
Sebagai contoh, pada tanggal 24 April, seorang pejabat di Shanghai melaporkan bahwa total pengeluaran wisatawan asing yang memperoleh pengembalian pajak di kota tersebut mencapai 760 juta yuan, meningkat pesat sebesar 85 persen dibandingkan tahun lalu. Shanghai merupakan salah satu dari lima kota yang sedang dibangun menjadi pusat konsumsi internasional di Cina, bersanding dengan Beijing, Guangzhou, Tianjin, dan Chongqing.
Selama tiga bulan pertama tahun ini, Cina mencatat kedatangan 9,215 juta pelancong asing, meningkat sebesar 40,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Peningkatan ini terjadi berkat kebijakan baru mengenai transit bebas visa yang memungkinkan pengunjung asing tinggal lebih lama dan menjelajahi lebih banyak tempat di Cina. Menariknya, 71,3 persen dari wisatawan ini masuk ke Cina tanpa memerlukan visa, menunjukkan betapa terbukanya negara tersebut untuk para pelancong asing.