Sumber foto: Unsplash.com

China Uji Coba Sampel Batu Bata Terbuat dari Tanah Bulan

Tanggal: 9 Sep 2024 05:51 wib.
China akan mengirimkan sampel batu bata ke stasiun luar angkasanya dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini dilakukan untuk menguji ketahanan batu bata tersebut dalam kondisi ekstrem dan potensi penggunaannya untuk membangun pangkalan bulan. Proyek ini menjadi bukti nyata dari ambisi China untuk menjadi negara yang menguasai penjelajahan ruang angkasa dan eksplorasi luar angkasa.

Mengutip space.com, sampel batu bata tersebut terbuat dari berbagai komposisi dari tanah di bulan. Sampel ini akan diluncurkan ke Stasiun Luar Angkasa Tiangong melalui misi kargo Tianzhou 8 yang akan datang. Proyek ini menarik karena penggunaan potensi sumber daya alam yang ada di luar angkasa untuk membangun infrastruktur yang dapat digunakan untuk penelitian dan eksplorasi lebih lanjut.

Batu bata tersebut akan menjalani uji paparan selama tiga tahun di luar angkasa. Selain itu, batu bata tersebut akan dibombardir oleh sinar ultraviolet dan sinar kosmik serta mengalami perbedaan suhu. Proses ini akan menguji kekuatan dan ketahanan batu bata di lingkungan ekstrem dan kemampuannya bertahan di ruang hampa. Dari hasil uji coba ini, diharapkan bisa diperoleh informasi yang berguna untuk pengembangan teknologi konstruksi di luar angkasa serta untuk meningkatkan pemahaman tentang keberlangsungan kehidupan manusia di luar angkasa.

Percobaan ini juga merupakan bagian dari upaya untuk menyiapkan infrastruktur yang lebih solid untuk eksplorasi luar angkasa jangka panjang. Tujuan utama dari pengembangan teknologi konstruksi di luar angkasa adalah untuk memperluas kemungkinan perjalanan antariksa manusia dan memungkinkan manusia untuk dapat tinggal dan bekerja di luar angkasa dengan lebih nyaman dan aman.

Salah satu metode untuk membuat batu bata ini, melibatkan pemanasan bahan tiruan hingga lebih dari 1.000 derajat Celsius dengan menggunakan induksi elektromagnetik dalam tungku sintering. Proses ini menyatukan material menjadi struktur padat, menciptakan batu bata sepanjang 18 sentimeter hanya dalam 10 menit. Teknologi seperti ini pada akhirnya dapat digunakan untuk membangun fasilitas di luar angkasa yang dapat menampung manusia atau digunakan sebagai stasiun penelitian ilmiah.

Peneliti di China menyebutkan peluncuran material ke bulan sangat mahal, jadi menggunakan sumber daya bulan secara lokal dapat mengurangi biaya secara signifikan dan meningkatkan kemungkinan eksplorasi bulan. Hal ini menunjukkan bahwa China serius dalam mengembangkan teknologi eksplorasi luar angkasa yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Adapun China berencana membangun pangkalan bulan pada 2030-an mendatang, dikenal sebagai Stasiun Penelitian Bulan Internasional (ILRS). Pengiriman sampel ini adalah bagian dari persiapan negara tersebut menguji bata cetak 3D di bulan. Hal ini menunjukkan bahwa China memiliki tujuan jangka panjang untuk menguasai teknologi konstruksi di luar angkasa, yang akan memberikan dampak besar terhadap kemajuan penjelajahan dan eksplorasi luar angkasa manusia.

Selain China, NASA dan Badan Antariksa Eropa juga tengah melakukan eksperimen serupa. Namun, eksperimen Negeri Tiongkok diharapkan menjadi yang pertama yang secara langsung menguji ketahanan batu bata tanah bulan di luar angkasa. Keberhasilan proyek ini diharapkan akan menarik perhatian komunitas ilmiah internasional dan mempercepat kemajuan teknologi konstruksi di luar angkasa.

Dari berbagai proyek penelitian dan eksperimen yang dilakukan oleh negara-negara maju dalam bidang eksplorasi luar angkasa, dapat dilihat bahwa luar angkasa merupakan wilayah yang potensial untuk pengembangan teknologi dan eksplorasi. Penggunaan sumber daya alam di luar angkasa, seperti tanah bulan untuk pembangunan struktur, menjadi salah satu inovasi terkini yang akan membuka peluang besar bagi kemajuan eksplorasi luar angkasa untuk kepentingan manusia di masadepan.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved