Sumber foto: Unsplash.com

China Tangkap 4 Buruh Pabrik iPhone, Alasannya Bikin Kaget

Tanggal: 18 Okt 2024 18:13 wib.
Di China baru-baru ini, sebanyak empat karyawan dari Taiwan yang bekerja di pabrik Foxconn di Zhengzhou telah ditahan oleh pihak berwenang. Pabrik tersebut merupakan fasilitas manufaktur yang dimiliki oleh Apple dan memproduksi sekitar 80 persen dari total iPhone yang dipasarkan di seluruh dunia.

Penahanan ini menimbulkan beragam komentar, terutama terkait dengan hubungan antara China dan Apple yang mengalami ketegangan. Hal ini juga berpotensi memberikan dampak pada Apple yang sangat bergantung pada Foxconn dan China dalam hal produksi perangkat iPhone.

Dilansir dari The Wall Street Journal, terdapat empat karyawan asal Taiwan di Foxconn China yang telah ditahan oleh pihak berwenang setempat. Meskipun alasan di balik penahanan mereka masih belum jelas, namun pihak berwenang di Taiwan mulai merasa khawatir dengan situasi ini.

Badan pemerintah Taiwan menyatakan bahwa para karyawan tersebut dituduh melakukan apa yang mereka sebut sebagai 'pelanggaran kepercayaan', demikian seperti yang dilaporkan oleh TechTimes pada Rabu (16/10/2024). Detil mengenai alasan di balik penahanan mereka masih belum jelas hingga saat ini. Namun, kejadian ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku bisnis dan investor terkait dengan risiko yang terkait dengan operasional di China.

Dewan Urusan Daratan Taiwan (MAC) bahkan menyebut penahanan tersebut sebagai "aneh" dan mengungkap kekhawatiran bahwa tindakan tersebut dapat mengurangi kepercayaan investor terhadap China. Meskipun demikian, dalam situasi meningkatnya ketegangan antara kedua negara Asia Timur ini, MAC melaporkan bahwa tidak ada kerugian finansial yang ditanggung akibat kejadian tersebut.

Dari segi motif politik, penahanan keempat karyawan tersebut diduga memiliki latar belakang politik. Hal ini juga terkait dengan hubungan yang sedang memburuk antara China dan Taiwan selama beberapa tahun terakhir. China telah terus menunjukkan tindakan agresif terhadap Taiwan melalui latihan militer yang disusun untuk menciptakan blokade terhadap pulau tersebut.

Intelejen dari militer Inggris dan Amerika Serikat telah melaporkan bahwa Beijing tengah mempersiapkan diri untuk melakukan invasi ke Taiwan pada tahun 2027, yang menandai perayaan 100 tahun Tentara Pembebasan Rakyat. Untuk mengantisipasi segala ancaman tersebut, perusahaan-perusahaan terkemuka asal Taiwan, termasuk TSMC yang merupakan pemasok utama chip untuk Apple, tengah merancang rencana untuk menonaktifkan peralatan mereka dari jarak jauh jika kemungkinan invasi oleh China terjadi dan mengakibatkan akses terhadap semua teknologi tinggi.

Penahanan sejumlah karyawan Foxconn di Tiongkok telah menimbulkan permasalahan terkait dengan keamanan nasional dan menimbulkan risiko bisnis bagi para investor asing. Oleh karena itu, MAC telah mengeluarkan himbauan untuk menghindari perjalanan yang tidak penting ke China.

Sementara itu, warga negara Taiwan juga dianjurkan oleh MAC untuk tidak melakukan perjalanan ke China untuk keperluan yang tidak mendesak sebagai respons terhadap peningkatan undang-undang keamanan nasional yang baru-baru ini telah menyebabkan banyak orang diinterogasi dan ditahan.

Penahanan karyawan Taiwan di pabrik Foxconn ini menegaskan adanya ketegangan politik dan keamanan yang masih belum terselesaikan antara China dan Taiwan. Hal ini juga memberikan dampak yang signifikan terhadap hubungan kerja antar negara serta memunculkan kekhawatiran terhadap prospek bisnis dan investasi di kawasan tersebut.

Dengan adanya situasi ini, stabilitas ekonomi dan politik di kawasan Asia Timur pun menjadi semakin rentan sehingga memerlukan langkah-langkah pemulihan dan negosiasi yang cermat guna menghindari eskalasi perselisihan yang lebih lanjut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved