Sumber foto: iStock

China Meluncurkan Aturan Baru Untuk Kelola Pasokan Logam Langka

Tanggal: 30 Jun 2024 21:03 wib.
Pemerintah China baru-baru ini mengeluarkan aturan baru terkait pengelolaan pasokan logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element. Aturan ini bertujuan untuk melindungi pasokan dalam negeri China dan menegaskan bahwa sumber daya LTJ merupakan milik negara. Peraturan tersebut juga mencakup penambangan, peleburan, dan perdagangan bahan penting yang digunakan sebagai bahan baku untuk baterai kendaraan listrik dan barang elektronik lainnya.

Keputusan ini diputuskan oleh Dewan Negara pada hari Sabtu, tanggal 29 Juni 2024. Dalam aturan yang dikeluarkan, dinyatakan bahwa pemerintah China akan memantau pengembangan industri logam tanah jarang tersebut. Hal ini mencerminkan upaya pemerintah China untuk memastikan keamanan nasional dalam mengelola sumber daya strategis seperti LTJ.

Selain itu, langkah ini juga menjadi topik penting dalam konteks industri global. China memiliki dominasi dalam produksi mineral dunia, dengan 90% hasil pemurnian mineral tersebut di bawah kendali 17 kelompok produsen mineral. Artinya, tindakan China terhadap pasokan LTJ akan berdampak signifikan pada industri global yang sangat bergantung pada bahan tersebut.

Di sisi lain, Uni Eropa juga telah menetapkan target ambisius untuk produksi mineral dalam negeri, termasuk tanah jarang, dalam rangka transisi hijau menuju energi terbarukan. Permintaan LTJ dari Uni Eropa diprediksi akan melonjak enam kali lipat pada tahun 2030 dan hingga tujuh kali lipat pada tahun 2050. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pasokan LTJ untuk mendukung perkembangan teknologi terbarukan di dunia.

China tidak hanya membuat aturan terkait pengelolaan pasokan LTJ, tetapi juga akan membentuk sistem informasi penelusuran produk tanah jarang yang akan berlaku mulai 1 Oktober 2024. Langkah ini mengharuskan perusahaan pertambangan, peleburan, pemisahan tanah jarang, dan ekspor produk LTJ untuk membuat sistem pencatatan aliran produk secara jujur. Dengan adanya sistem ini, diharapkan transparansi dalam penelusuran pasokan LTJ dapat terjamin, serta memastikan kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang diberlakukan.

Selain itu, peraturan China juga melarang ekspor teknologi untuk pembuatan magnet tanah jarang serta teknologi untuk mengekstraksi dan memisahkan tanah jarang. Langkah ini mencerminkan upaya China untuk menjaga kontrol atas teknologi terkait LTJ dan meningkatkan nilai tambah produk tersebut di dalam negeri.

Namun, peraturan yang diterapkan oleh China ini juga menimbulkan kekhawatiran di tengah pasar global. Pasokan LTJ yang dibatasi oleh China dapat memicu ketegangan dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, yang menduga adanya paksaan ekonomi dalam upaya China mempengaruhi pasar global. Meskipun demikian, China membantah klaim tersebut dan menegaskan bahwa langkah yang diambil bertujuan untuk melindungi keamanan dan kepentingan nasional mereka.

Selain itu, keputusan Uni Eropa untuk memberlakukan tarif sementara pada kendaraan listrik China sebagai langkah proteksionisme juga turut mengintensifkan persaingan ekonomi antara China dan Uni Eropa. Meskipun kedua pihak berencana untuk melakukan pembicaraan terkait tarif yang diusulkan, hal ini menunjukkan ketegangan dalam hubungan perdagangan antara China dan UniEropa.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved