China 'Jajah' Indonesia, Amerika Serikat Tertinggal Parah
Tanggal: 30 Jul 2024 22:39 wib.
China kini tengah meluaskan pengaruhnya di dunia Barat melalui sektor e-commerce. Temu dan Shein, kedua platform e-commerce asal China, kini semakin merajalela di Amerika Serikat (AS) dengan strategi pemasaran online dan penawaran produk murah yang langsung dikirim dari China kepada konsumen.
Tidak hanya Temu dan Shein, TikTok Shop di bawah naungan ByteDance juga ikut menambah persaingan di ranah e-commerce di Negeri Paman Sam. Maraknya e-commerce dengan diskon besar-besaran telah menciptakan persaingan baru bagi perusahaan e-commerce lokal AS seperti Amazon, eBay, dan Etsy.
Berdasarkan para pakar industri, pertumbuhan pesat yang terjadi adalah hasil dari celah perdagangan yang dikenal sebagai pengecualian de minimis atau de minimis exception. Kebijakan pengecualian ini memungkinkan barang-barang yang dikirim dari China dengan nilai di bawah US$800 untuk bebas dari bea masuk di AS.
David Zapolsky, Kepala Eksekutif Kebijakan Publik Amazon, menganggap kebijakan ini sebagai tren yang mengkhawatirkan yang harus segera ditindaklanjuti oleh regulator global. Ia juga mempertanyakan sejauh mana model bisnis perusahaan-perusahaan e-commerce China disubsidi, serta aturan harga jual yang dinilai tidak selalu ditegakkan.
Shein telah beroperasi di AS sejak tahun 2017 dan baru-baru ini mengalami lonjakan pesat dengan menjalankan kampanye iklan online yang masif. Selain itu, baru-baru ini Shein juga dilaporkan memiliki valuasi hingga US$66 miliar.
Sementara itu, Temu, yang merupakan bagian dari PDD Holdings, memulai terobosannya di AS pada tahun 2022 dan dengan cepat mengalokasikan dana yang sangat besar untuk kegiatan pemasaran. Terobosan terbesarnya adalah lewat iklan TV yang ditayangkan dalam acara Super Bowl tahun ini dengan tema "berbelanja seperti miliarder".
Disebut-sebut bahwa inisiatif "penjajahan" baru dari China ini merupakan langkah untuk mendatangkan pendapatan baru bagi perusahaan-perusahaan yang sebelumnya hanya fokus pada pasar domestik. Menurut Kementerian Perdagangan China, sektor e-commerce telah menjadi kekuatan penting bagi perdagangan luar negeri China.
Di Indonesia, e-commerce asal China juga tengah menjamur dan diminati oleh masyarakat. Salah satu contohnya adalah TikTok Shop, yang merupakan anak perusahaan dari ByteDance. Selain itu, aplikasi Temu yang berasal dari PDD Holdings juga berhasil meraih sukses di luar China. Aplikasi ini mulai meraup popularitas di Indonesia sejak tahun 2023 lalu dan telah mendapat lebih dari 100 juta unduhan di toko aplikasi Google Play Store.
Menurut laporan dari Reuters, beberapa layanan e-commerce dari China seperti Shein, Temu, dan AliExpress akan semakin menguatkan posisinya di kancah internasional. Layanan-layanan tersebut menjual produk-produk buatan China untuk kegiatan perdagangan lintas batas dengan harga yang sangat terjangkau.
Taktik perdagangan lintas batas yang digalakkan oleh China dianggap bisa mematikan bisnis lokal di negara-negara lain, termasuk di Indonesia. Sebagai upaya untuk mengatasi hal ini, Kementerian Perdagangan Indonesia baru-baru ini menerbitkan kebijakan tentang penetapan batas harga barang impor terendah yang boleh dijual di platform e-commerce.
Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 31/2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. Peraturan ini diberlakukan mulai 26 September 2023.
Salah satu poin yang diatur dalam pasal 19 ayat (2) menyebutkan bahwa harga barang minimum dalam perdagangan lintas batas adalah senilai US$100 atau setara dengan Rp 1,6 juta.
Selain itu, pada pasal 19 ayat (3) ditegaskan bahwa jika harga barang disajikan dalam mata uang selain dolar AS (USD/US$), maka harus dilakukan konversi menggunakan nilai tukar yang ditetapkan oleh Menteri di bidang keuangan negara.