Sumber foto: CNBC Indonesia

China Hampir Selesaikan JUNO: Detektor Canggih untuk Mengungkap Misteri Partikel Hantu Neutrino

Tanggal: 27 Des 2024 19:04 wib.
Tampang.com | Di China Selatan, sebuah proyek besar bernama Observatorium Neutrino Bawah Tanah Jiangmen (JUNO) saat ini hampir rampung dibangun. Proyek ini memiliki tugas yang cukup berat, yaitu mencari partikel-partikel hantu yang dikenal sebagai neutrino. Detektor tersebut dibangun di Kaiping, China dengan biaya mencapai US$300 juta atau setara dengan Rp 4,8 triliun. Tahapan pembangunan proyek ini memakan waktu lebih dari sembilan tahun untuk diselesaikan.

Fisikawan teoritis dari Universitas Northwestern, Andre de Gouvea, mengungkapkan bahwa upaya China dalam proyek ini akan mendorong teknologi ke batasan terbaru. “Jika mereka bisa melakukannya, itu akan sangat luar biasa,” ujar de Gouvea dalam laporannya kepada Yahoo News pada Kamis (19/12/2024).

Neutrino, partikel yang menjadi target penelitian detektor JUNO, merupakan kosmik kecil dengan massa yang sangat kecil. Proses penelitian terhadap neutrino tidak hanya semudah membalikkan telapak tangan, melainkan membutuhkan upaya dan teknologi yang canggih.

Partikel neutrino berasal dari Big Bang dan bergerak cepat melalui tubuh kita setiap detik. Partikel ini juga dihasilkan dari bintang seperti Matahari dan dilepaskan saat terjadi tabrakan atom dalam akselerator partikel. Sejak satu abad lalu, para ilmuwan telah mengetahui keberadaan neutrino, namun pengetahuan mengenai partikel ini masih dalam tahap awal.

Cao Jun, yang membantu mengelola detektor JUNO, menjelaskan bahwa neutrino menjadi partikel yang belum sepenuhnya dipahami di dunia ini. Oleh karena itu, penelitian lanjutan terhadap partikel ini sangat diperlukan untuk menggali informasi yang lebih mendalam.

Berkembangnya teknologi detektor berukuran besar di JUNO memungkinkan para ilmuwan untuk mendapatkan informasi lebih terperinci mengenai neutrino. Sebab, partikel ini dapat diukur saat bertabrakan dengan materi lain, meskipun kejadian tabrakan neutrino sangat jarang terjadi.

Wang Yifang, kepala peneliti dan manajer proyek JUNO, percaya bahwa China bisa mendapatkan hasil penelitian lebih dulu dibanding laboratorium-laboratorium lain di seluruh dunia. Wang optimis bahwa proyek JUNO ini akan mengungguli laboratorium-laboratorium di Amerika Serikat, Prancis, dan Jepang.

Menurutnya, fasilitas penelitian di Amerika Serikat akan tertinggal sekitar 6 tahun dari proyek JUNO. Sementara itu, laboratorium di Prancis dan Jepang diperkirakan akan tertinggal selama 2-3 tahun dari proyek JUNO. Wang yakin bahwa JUNO bisa mendapatkan informasi tentang hierarki massa neutrino lebih dini dibandingkan dengan laboratorium penelitian lainnya.

Dengan begitu, Observatorium Neutrino Bawah Tanah Jiangmen (JUNO) di China Selatan menjadi salah satu proyek riset yang sangat potensial untuk menjawab fenomena partikel-partikel hantu yang berkembang dalam fisika modern.

Keseriusan dan komitmen para ilmuwan di dalam proyek ini menunjukkan bahwa China memiliki peran penting dalam riset ilmiah, terutama dalam bidang fisika partikel. Dengan harapan hasil penelitian dari proyek JUNO ini dapat memberikan kontribusi makro dalam perkembangan ilmu pengetahuanglobal.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved