China dan AS Buka Babak Baru Dialog Dagang di Swedia
Tanggal: 31 Jul 2025 08:01 wib.
Pembicaraan dagang antara China dan Amerika Serikat kembali dimulai pada Senin (28/7) di Stockholm, Swedia. Ini merupakan putaran ketiga negosiasi tahun ini setelah dua pertemuan sebelumnya di Jenewa dan London (Reuters).
Negosiasi dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri China He Lifeng dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent. Konferensi dua hari tersebut difasilitasi oleh pemerintah Swedia sebagai tuan rumah yang dikenal netral dan dipercaya oleh kedua pihak (U.S. News Money).
Pembicaraan ini difokuskan pada perpanjangan gencatan tarif sembari membicarakan isu-isu lain seperti pembelian minyak Rusia dan Iran oleh China serta tarif atas komponen fentanyl, yang menjadi perhatian AS. Diskusi lebih luas mencakup reformasi struktural termasuk konsumsi domestik dan industri manufaktur China yang dianggap berlebihan (AP News).
Target utama pertemuan ini adalah menghindari berakhirnya kesepakatan tarif sementara pada 12 Agustus. Jika tidak diperpanjang, tarif yang sebelumnya mencapai hingga 145 persen untuk beberapa komoditas bisa kembali berlaku dan mengguncang stabilitas ekonomi global (Reuters).
Selain upaya menjaga stabilitas, negosiasi ini diberi harapan dapat membuka jalan pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping. Beberapa analis menilai Stockholm bisa menjadi lokasi strategis untuk mengumumkan kesepakatan lebih besar yang menyentuh isu bilateral yang lebih substantif (AP News).
Dampak pada Lini Global dan Pasar
Sempat diragukan, pasar justru menunjukkan sentimen positif menjelang pembicaraan ini. Harga minyak dunia, termasuk Brent dan West Texas Intermediate, mengalami kenaikan karena optimisme bahwa kesepakatan akan meredam ketegangan global dan memberikan stimulus permintaan energi (Reuters). Selain itu, bisnis China–AS dan rantai pasokan internasional akan sangat bergantung pada hasil putaran ini. Jika berhasil memperpanjang kesepakatan, industri teknologi, ekspor manufaktur, dan sektor agrikultural bisa memperoleh efek stabilisasi harga dan perencanaan strategis jangka menengah.