Capres AS Donald Trump Diklaim Dukung Solusi Dua Negara
Tanggal: 6 Agu 2024 13:44 wib.
Donald Trump, yang saat ini tengah bersaing dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS), diklaim mendukung solusi dua negara untuk mengakhiri konflik Palestina-Israel. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Arab-Americans Trump, Bishara Bahbah, dalam sebuah wawancara pada Minggu (4/8/2024). Bahbah menyebutkan bahwa dalam publikasi The New Yorker, ia telah berbicara dengan Trump dalam sebuah pertemuan bulan lalu dan mengatakan bahwa fokus utama Trump adalah perdamaian di Timur Tengah, "terutama berdasarkan solusi dua negara".
Bahbah juga menambahkan bahwa Trump telah merespons usulan tersebut dengan "Seratus persen" dan keduanya telah berjabat tangan mengenai hal itu. Namun, Bahbah tidak memberikan detail mengenai bagaimana Trump berharap untuk mencapai solusi dua negara ini. Meskipun ide dua negara tersebut menghadapi perlawanan keras dari pemerintah garis keras Israel. Kelompok garis keras Israel telah menyuarakan pertentangan yang jelas terhadap langkah tersebut.
Selain menolak ide dua negara, pemerintah sekarang juga mengatakan bahwa hal itu akan menjadi hadiah bagi Palestina atas peristiwa pembantaian 7 Oktober di mana teroris yang dipimpin Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang.
Bahbah menjelaskan bahwa awalnya dia terdaftar sebagai Demokrat, namun beberapa bulan lalu, dia telah mengalihkan dukungannya ke Trump atas penanganan Presiden AS Joe Biden terhadap perang antara Israel dan Hamas di Gaza. Bahbah menyampaikan, "Orang ini menjabat dengan mengumumkan bahwa dia seorang Zionis. Dari sudut pandang saya, seorang presiden Amerika seharusnya tidak menjadi seorang Zionis. Seorang presiden Amerika seharusnya menjadi presiden rakyat Amerika Serikat," merujuk pada pernyataan Biden yang dikutip dari timesofisrael.
Bahbah juga menyatakan keyakinannya bahwa Trump akan menjadi presiden yang lebih baik, karena menurutnya Trump "tidak memulai perang, dan dia juga tidak membiarkan perang terjadi di bawah pengawasannya." Meskipun demikian, Bahbah tak menutup kemungkinan adanya kekecewaan dari masyarakat Arab-Palestina setelah Trump mengambil keputusan-keputusan kontroversial.
Masyarakat Arab marah dengan kebijakan Trump yang memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem, menutup kantor Organisasi Pembebasan Palestina di Washington, dan mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel. Namun, Bahbah berpendapat bahwa semua tindakan ini "tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Pemerintahan Biden yang terlibat dalam genosida yang sedang dilakukan di Gaza."
Dalam konteks politik internasional, sikap Donald Trump terhadap konflik Palestina-Israel memicu pro dan kontra di berbagai kalangan. Meskipun demikian, pernyataan Bahbah tersebut menjadi penegasan bahwa ada dukungan terhadap solusi dua negara yang diungkapkan oleh Trump, meskipun masih memerlukan klarifikasi lebih lanjut mengenai implementasi dan strategi yang akan dijalankan.
Pada akhirnya, posisi politik Donald Trump terkait konflik di Timur Tengah akan terus menjadi perbincangan hangat, terutama dalam konteks hubungan AS dengan negara-negara di kawasan tersebut. Kehadiran suara-suara seperti Bahbah, yang menyatakan dukungannya kepada Trump, membawa nuansa kompleksitas dalam dinamika politik internasional, serta memperlihatkan bahwa pandangan terhadap solusi konflik Palestina-Israel tidaklah monolitik.