Sumber foto: Unsplash

Bukti Baru Boikot Produk Israel di RI Ampuh, Ibu-Ibu Paling Militan

Tanggal: 27 Jun 2024 19:29 wib.
Aksi penyerangan Israel terhadap Palestina terus dilakukan bertubi-tubi, termasuk di Rafah. Serangan yang bertubi-tubi membuat dunia memprotes keras melalui media sosial dengan tag 'All Eyes on Rafah".

Pada 26 Mei 2024, Israel melancarkan serangan ke Rafah yang merupakan area perbatasan di jalur Gaza. Rafah sebelumnya ditetapkan sebagai 'zona aman' untuk mengungsi bagi jutaan warga Palestina. Serangan udara pasukan Israel pada tanggal tersebut menewaskan 45 orang dan memicu reaksi keras dari negara-negara dunia. PBB menyatakan bahwa serangan itu adalah yang paling kejam, sebab Rafah juga berperan sebagai area penyaluran bantuan bagi warga Palestina. Penyerangan Israel ke Rafah membuat warga Palestina terjebak dan tak bisa melindungi diri dari bombardir bertubi-tubi.

Dengan krisis yang kian masif, jutaan orang dari seluruh dunia menunjukkan dukungan untuk warga Palestina dengan membagikan foto buatan AI bertuliskan 'All Eyes on Rafah'. Aksi gerakan 'All Eyes on Rafah' pun kembali mendorong aksi boikot produk-produk yang berhubungan dengan Israel, termasuk salah satu produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) yakni perawatan dan kecantikan.

Melihat pergerakan ini, Compas.co.id sebagai Shopping Recommendation Engine and Price Comparison dari Indonesia bergerak secara cepat dan cermat untuk memonitor keadaan pasar saat kampanye tersebut viral pada 19 Mei - 15 Juni 2024 di platform Shopee dan Tokopedia. Pada periode ini, Compas.co.id menemukan total jumlah produk terjual dari 206 brand yang disinyalir terafiliasi Israel turun 3% dibanding 2 minggu sebelumnya, dari 6.884.802 jumlah produk terjual ke 6.673.745 produk. Dilihat lebih detail, penurunan lebih terasa dari tanggal 1 hingga 7 Juni 2024, dimana sektor FMCG di E-commerce turun 7% dari 2.407.460 ke 2.223.273 produk.

Hanindia Narendrata selaku Co-founder & CEO Compas.co.id menyatakan, "Penurunan jumlah produk terjual ini sejatinya memang dikarenakan brand-brand yang terdampak dari aksi boikot pasca viralnya "Eyes on Rafah". Compas.co.id juga menemukan bahwa pada periode 2 - 15 Juni 2024 dari 37 kategori produk ibu & bayi yang masuk list boikot, 92% diantaranya mengalami penurunan penjualan, sementara pada brand kesehatan dari 29 brand yang masuk ke list, 74% diantaranya turun dibandingkan dengan 2 minggu sebelumnya.

Berdasarkan studi kasus data Compas.co.id di kategori perawatan dan kecantikan, terdapat manufaktur A, manufaktur B, dan manufaktur C sebagai brand global yang terdampak boikot mengalami penurunan jumlah produk terjual masing-masing 5,5%, 3,6% & 1,5%. Di saat yang sama, Wings Group sebagai salah satu perusahaan nasional mengalami peningkatan jumlah produk terjual hingga 21,8%, diikuti oleh manufaktur lainnya seperti Paragon Technology and Innovation yang meningkat 5,7%, Kinocare Era Kosmetindo 5,0%, dan Tempo Scan 3,1%. 

Pada kategori perawatan kecantikan masih ditemukan brand global yang mengalami kenaikan pada periode campaign ini, seperti KAO sebanyak 6,5%, dan 2 manufaktur yang brandnya masuk ke dalam list boikot namun masih bertumbuh masing-masing 4,2% dan 2%.

Hal serupa juga terjadi di kategori makanan dan minuman dimana brand A, B, C, D & E sebagai manufaktur brand global mengalami penurunan jumlah produk terjual masing-masing sebanyak 14,9%, 13,36% (untuk B & C), 7,8%, dan 5,3%, sementara beberapa manufaktur nasional mengalami pertumbuhan yang signifikan. Mayora misalnya, mengalami peningkatan jumlah produk terjual sebanyak 9%.

Perubahan dari brand global ke brand lokal di kategori ibu & bayi yang paling terlihat jika dibandingkan dengan kategori FMCG lainnya. Dimana pada kategori ini manufaktur global mengalami penurunan jumlah produk terjual hingga mencapai angka 18,3%. Di sisi lain, manufaktur nasional seperti Wings Group Jumlah Produk Terjualnya meroket 38,5%, diikuti oleh Tempo Scan Group 12,6%, dan Inovasi Teknologi Untung Berkah mengalami peningkatan sebanyak 11,1%. 

Dengan gerakan boikot ini, konsumen yang mengikuti aksi boikot cenderung mengganti produk dengan brand lain yang tidak terafiliasi Israel, dan lebih memilih brand lokal sebagai substitusi produk. Dari hasil riset juga diketahui bahwa Wings Group tetap menjadi brand yang mengalami peningkatan paling signifikan di kategori kesehatan, dimana jumlah produk terjualnya meningkat 28,9%, yang kemudian disusul oleh Tempo Scan Group yang naik 0,9%.

Melihat pantauan terkini melalui sosial media, diperkirakan gerakan boikot masih akan berlanjut. Compas.co.id berupaya untuk terus memberikan insight teraktual bagi para pelaku bisnis E-commerce di sektor FMCG. Kami berharap publikasi ini dapat menjadi actionable insight yang dapat membantu membangun strategi bisnis dan mengambil keputusan terbaik berdasarkan pada data. Selain itu, pergerakan ini juga menjadi bukti bahwa aksi boikot produk Israel dalam industri FMCG di Indonesia dapat memberikan dampak yang signifikan pada pasar dan preferensi konsumen. Kabar boikot ini bisa menjadi inspirasi bagi pelaku bisnis untuk lebih memperhatikan isu-isu sosial dan pilihan konsumen dalam merancang strategi bisnis mereka di masa depan. Kedepannya, sinergi antara dukungan publik dan perubahan perilaku konsumen dapat memperkuat pesan moral dalam tindakan bersama untuk mendukung kemanusiaan dan perdamaian di seluruh dunia.

Dalam periode tersebut, Compas.co.id menemukan cara yang efektif untuk memonitor dampak boikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Dalam data yang ditemukan, terlihat bahwa adanya penurunan jumlah produk terjual dari brand-brand yang terdampak aksi boikot. Tidak hanya itu, terlihat juga bahwa konsumen cenderung beralih ke brand lokal sebagai substitusi produk yang sebelumnya terafiliasi dengan Israel.

Terdapat berbagai brand lokal yang mampu mengalami peningkatan yang signifikan dalam jumlah produk terjualnya di berbagai kategori, seiring dengan menurunnya penjualan produk-produk yang terafiliasi dengan Israel. Hal ini menunjukkan bahwa aksi boikot produk Israel dalam industri FMCG di Indonesia dapat memberikan dampak yang signifikan pada pasar dan preferensi konsumen. Kabar boikot ini bisa menjadi inspirasi bagi pelaku bisnis untuk lebih memperhatikan isu-isu sosial dan pilihan konsumen dalam merancang strategi bisnis mereka di masa depan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved