Budaya Makan di Jepang: Dari Sushi hingga Kaiseki
Tanggal: 29 Jul 2024 09:51 wib.
Budaya makan di Jepang terkenal akan keanekaragamannya, kehalusan rasa, dan estetika yang menawan. Dari sushi yang terkenal hingga kaiseki yang mewah, makanan Jepang mencerminkan sejarah, tradisi, dan filosofi yang mendalam. Artikel ini akan mengulas berbagai aspek budaya makan di Jepang, menyoroti beberapa hidangan ikonik dan makna di baliknya.
1. Sushi: Ikon Kuliner Jepang
a. Sejarah Sushi
Sushi, yang kini menjadi hidangan global, sebenarnya memiliki akar yang sederhana. Awalnya, sushi adalah metode pengawetan ikan menggunakan beras fermentasi di Jepang kuno. Namun, pada periode Edo (1603-1868), bentuk sushi yang kita kenal sekarang mulai berkembang. Sushi modern, yang dikenal sebagai nigiri sushi, diperkenalkan oleh Hanaya Yohei di Tokyo pada awal abad ke-19.
b. Jenis-Jenis Sushi
Sushi datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, termasuk:
- Nigiri: Ikan mentah atau makanan laut yang ditempatkan di atas bola nasi.
- Maki: Sushi gulung yang dibungkus dengan nori (rumput laut) dan diisi dengan ikan, sayuran, atau bahan lainnya.
- Sashimi: Irisan ikan mentah segar yang disajikan tanpa nasi.
- Temaki: Sushi gulung tangan berbentuk kerucut yang diisi dengan berbagai bahan.
c. Pengalaman Makan Sushi
Makan sushi di Jepang sering kali melibatkan pengalaman bersantap yang menyeluruh, termasuk menyaksikan koki sushi yang beraksi di depan pelanggan, mempersiapkan setiap potongan dengan keterampilan dan keahlian.
2. Ramen: Hidangan Mi yang Menghangatkan
a. Sejarah Ramen
Ramen, mi dalam kuah kaldu yang kaya, memiliki asal-usul dari Tiongkok tetapi telah berkembang menjadi makanan pokok di Jepang. Ramen pertama kali diperkenalkan ke Jepang pada awal abad ke-20 dan segera menjadi populer di seluruh negeri.
b. Jenis-Jenis Ramen
Ada beberapa jenis ramen yang populer, termasuk:
- Shoyu Ramen: Menggunakan kuah berbasis kecap asin.
- Miso Ramen: Menggunakan kuah berbasis pasta miso.
- Shio Ramen: Menggunakan kuah berbasis garam.
- Tonkotsu Ramen: Menggunakan kuah berbasis tulang babi yang dimasak lama hingga kental dan berlemak.
c. Budaya Makan Ramen
Makan ramen di Jepang sering kali menjadi pengalaman yang cepat dan informal, dengan banyak restoran ramen menawarkan tempat duduk konter di mana pelanggan dapat menikmati semangkuk ramen yang hangat dan lezat.
3. Kaiseki: Makan Malam yang Mewah dan Elegan
a. Sejarah Kaiseki
Kaiseki adalah bentuk makan malam mewah yang berasal dari jamuan teh tradisional Jepang. Kaiseki berkembang dari seni menyajikan makanan dalam urutan tertentu, menekankan keseimbangan rasa, tekstur, penampilan, dan warna.
b. Komponen Kaiseki
Kaiseki terdiri dari beberapa hidangan yang disajikan dalam urutan tertentu, termasuk:
- Sakizuke: Hidangan pembuka yang ringan.
- Hassun: Hidangan kedua yang menandai musim dan tema makanan.
- Mukozuke: Sashimi segar.
- Takiawase: Sayuran yang dimasak dan disajikan dengan daging atau ikan.
- Futamono: Hidangan berkuah.
- Yakimono: Hidangan panggang, biasanya ikan.
- Mushimono: Hidangan kukus.
- Hanmono: Hidangan nasi atau mi.
- Mizumono: Makanan penutup, sering kali berupa buah atau kue.
c. Pengalaman Makan Kaiseki
Makan kaiseki adalah pengalaman yang menyeluruh dan formal, sering kali disajikan di ryokan (penginapan tradisional Jepang) atau restoran mewah. Setiap hidangan dirancang untuk menyenangkan semua indra, mulai dari rasa hingga penampilan.
4. Tempura: Gorengan Ringan dan Renyah
a. Sejarah Tempura
Tempura, makanan yang digoreng dalam adonan ringan, diperkenalkan ke Jepang oleh misionaris Portugis pada abad ke-16. Sejak itu, tempura telah menjadi salah satu hidangan paling populer di Jepang.
b. Jenis-Jenis Tempura
Tempura dapat dibuat dari berbagai bahan, termasuk sayuran, udang, dan ikan. Bahan-bahan ini dicelupkan ke dalam adonan ringan dan digoreng hingga renyah.
c. Budaya Makan Tempura
Makan tempura sering kali melibatkan saus celup yang disebut tentsuyu, serta parutan lobak dan jahe. Tempura dapat dinikmati sebagai hidangan utama atau sebagai bagian dari set makan siang atau makan malam.