Sumber foto: suarasurabaya.net

Bos PBB: Dunia Tidak Akan Mampu Bertahan Jika Lebanon Menjadi Gaza Kedua

Tanggal: 23 Jun 2024 08:22 wib.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan keprihatinannya yang besar atas eskalasi perang pernyataan dan bentrokan yang semakin meningkat di perbatasan antara militer Israel dan pejuang Hizbullah di Lebanon. Guterres menegaskan ketidakinginan dunia untuk melihat kota Lebanon menjadi Gaza 'Kedua' akibat memanasnya hubungan kedua negara.

Guterres menjelaskan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB terus berupaya untuk menenangkan situasi dan mencegah kemungkinan miskalkulasi setelah kedua pihak menunjukkan peningkatan tensi, yang berpotensi memunculkan konflik skala penuh.

"Satu tindakan gegabah, satu kesalahan perhitungan dapat memicu bencana yang melampaui batas negara, bahkan melebihi imajinasi," ujar Guterres, seperti yang dikutip oleh Al Jazeera pada Sabtu (22/6/2024).

Guterres juga menambahkan, "Masyarakat di kawasan ini dan masyarakat dunia tidak mampu membiarkan Lebanon menjadi bagian dari Gaza."

Pasukan penjaga perdamaian PBB UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) beserta pengamat teknis tak bersenjata yang dikenal sebagai UNTSO telah ditempatkan di Lebanon selatan untuk memantau permusuhan di sepanjang garis demarkasi antara Lebanon dan Israel, yang dikenal sebagai Garis Biru.

Guterres menekankan bahwa dunia harus bersuara lantang dalam mendorong kemungkinan deeskalasi secepatnya. "Deeskalasi bukan hanya mungkin, tetapi juga sangat penting. Tidak ada solusi militer," tegasnya.

Konflik antara Hizbullah dan Israel telah mencapai titik memanas, di mana Hizbullah telah menembakkan roket dan drone ke Israel setelah melancarkan perang di Gaza pada bulan Oktober sebelumnya. Israel pun membalas dengan serangan mematikan dan tembakan artileri berat. Akibatnya, ratusan orang tewas dan puluhan ribu lainnya terpaksa mengungsi di sepanjang perbatasan Lebanon Selatan.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant sebelumnya telah berjanji untuk "mengubah" Beirut menjadi Gaza. Pernyataan ini tak luput dari tanggapan Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang menegaskan bahwa tidak akan ada batasan dan aturan jika Israel melancarkan serangan besar ke Lebanon.

Situasi di Timur Tengah semakin tegang dengan potensi konflik di perbatasan Lebanon-Israel. Hizbullah, yang telah lama dianggap sebagai ancaman bagi keamanan Israel, terus mempertahankan posisi dan kekuatannya di Lebanon. Sementara itu, Israel telah melakukan serangkaian operasi militer untuk menargetkan posisi Hizbullah di Lebanon dan juga di Suriah.

Dalam situasi seperti ini, peran PBB dalam memastikan perdamaian dan kestabilan di wilayah tersebut menjadi semakin penting. Banyak pihak mendesak PBB untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah dengan pendekatan diplomatik dan mediasi yang lebih efektif.

Mengingat eskalasi konflik ini, perlu adanya upaya dari komunitas internasional untuk mendorong dialog, diplomasi, dan negosiasi sebagai langkah pembuka dalam menyelesaikan ketegangan di perbatasan Lebanon dan Israel. Upaya ini dapat melibatkan berbagai negara dan organisasi internasional untuk mencari solusi yang adil dan damai bagi kedua belah pihak, serta mencegah konflik berskala penuh yang dapat merugikan masyarakat di wilayah tersebut.

Ketegangan antara Lebanon dan Israel bukan hanya sekadar masalah bilateral, tetapi juga memiliki dampak yang lebih luas di wilayah Timur Tengah dan juga bagi keamanan dunia. Keharmonisan dan perdamaian di wilayah tersebut sangat penting dalam mewujudkan stabilitas global.

Pemerintah Lebanon, bersama dengan komunitas internasional, juga perlu bekerja sama untuk mengatasi ketegangan ini dengan meyakinkan semua pihak untuk kembali ke meja perundingan dan membangun rasa saling percaya. Langkah-langkah konkret perlu diambil untuk melindungi rakyat Lebanon dari konsekuensi tragis yang mungkin timbul akibat eskalasi konflik ini.

Di tengah ketegangan yang semakin meningkat, langkah-langkah pencegahan dan upaya diplomasi perlu didorong oleh komunitas internasional untuk mencegah terjadinya bencana yang dapat meluas di wilayah tersebut. Solusi damai dan berkelanjutan merupakan tanggung jawab bersama bagi komunitas internasional dalam mengatasi konflik ini, sehingga dunia dapat terhindar dari potensi bencana kemanusiaan yang besar dan meluas akibat ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved