Bos Chip Raksasa China Dijatuhi Hukuman Mati: Korupsi, Judi, dan Kehancuran Tsinghua Unigroup
Tanggal: 17 Jun 2025 15:51 wib.
Sebuah babak kelam menimpa industri semikonduktor China ketika Zhao Weiguo, mantan pimpinan tertinggi Tsinghua Unigroup, dijatuhi hukuman mati atas keterlibatannya dalam korupsi dan pencucian uang yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan.
Dalam putusan yang mengejutkan, pengadilan Provinsi Jilin menyatakan bahwa Zhao bersalah karena menyalahgunakan jabatannya untuk memperkaya diri, keluarga, dan rekan-rekannya. Ia diperintahkan untuk menjalani hukuman mati dengan penundaan dua tahun, serta membayar denda sebesar 12 juta yuan. Selama masa penundaan tersebut, Zhao akan dipenjara, dan nasib akhir hukumannya tergantung pada perilakunya selama masa tahanan.
Tsinghua Unigroup: Dari Simbol Ambisi Teknologi ke Simbol Kejatuhan
Tsinghua Unigroup dulunya dipandang sebagai tulang punggung pengembangan teknologi chip dalam negeri China. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1988 sebagai bagian dari kampus ternama Universitas Tsinghua—salah satu institusi paling prestisius di Negeri Tirai Bambu.
Dengan dukungan kuat dari pemerintah, Tsinghua Unigroup diberi mandat besar: mengejar kemandirian teknologi dan mendorong industri semikonduktor China agar mampu bersaing dengan raksasa global seperti Intel dan Samsung. Namun ambisi besar itu berubah menjadi bumerang di bawah kepemimpinan Zhao.
Investasi Ugal-Ugalan: Dari Properti hingga Judi Online
Ketika Zhao mengambil alih kemudi, ia memilih jalur ekspansi agresif yang tidak terfokus pada bisnis inti perusahaan. Dengan menggelontorkan dana miliaran yuan, Tsinghua melakukan akuisisi besar-besaran dalam berbagai sektor yang sama sekali tidak terkait dengan teknologi chip—mulai dari properti hingga perjudian online.
Langkah yang tampak spekulatif itu tidak menghasilkan keuntungan yang signifikan, dan justru membuat perusahaan terlilit utang. Keputusan-keputusan kontroversial ini memperparah beban keuangan yang harus ditanggung oleh perusahaan hingga akhirnya tidak mampu memenuhi kewajiban utang, termasuk gagal membayar obligasi pada akhir tahun 2020.
Gugatan Mulai 2023: Misteri Hilangnya Zhao
Kasus dugaan korupsi yang menjerat Zhao mulai terkuak ke publik pada tahun 2023, ketika gugatan resmi diajukan terhadap dirinya. Reuters melaporkan bahwa Zhao tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar selama proses hukum berlangsung, menimbulkan spekulasi dan keresahan dalam dunia bisnis dan teknologi China.
Bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan mengungkapkan bahwa Zhao memanfaatkan posisinya untuk mengalihkan aset perusahaan demi keuntungan pribadi dan kroni-kroninya. Praktik-praktik tersebut termasuk penyaluran dana secara ilegal ke rekening keluarga dan teman dekatnya.
Kebangkrutan Tsinghua dan Restrukturisasi Penyelamatan
Krisis keuangan yang ditimbulkan oleh kebijakan Zhao membuat Tsinghua Unigroup resmi dinyatakan bangkrut. Namun karena perannya yang vital dalam rantai pasok teknologi nasional, pemerintah China tidak tinggal diam. Dalam kurun dua tahun, perusahaan menjalani proses restrukturisasi besar-besaran.
Hasil dari restrukturisasi ini membawa perubahan besar dalam kepemilikan perusahaan. Kini, Tsinghua Unigroup telah diambil alih oleh konsorsium baru yang terdiri dari Wise Road Capital, Jianguang Asset Management, serta beberapa entitas pendanaan lain yang memiliki afiliasi dengan pemerintah China. Upaya ini dilakukan untuk menghidupkan kembali peran strategis Tsinghua dalam industri semikonduktor nasional, yang masih berjuang mengejar ketertinggalan dari negara-negara Barat.
Kejatuhan Tsinghua: Peringatan Keras bagi Industri Teknologi China
Kasus Zhao Weiguo tidak hanya menjadi skandal pribadi, tetapi juga tamparan keras bagi sektor teknologi China yang selama ini dipacu untuk tumbuh cepat oleh pemerintah. Dengan dana besar dan ambisi tinggi, banyak perusahaan teknologi—khususnya di bidang chip—beroperasi tanpa kontrol internal yang ketat. Hasilnya adalah penyalahgunaan dana, ekspansi sembrono, dan manajemen risiko yang lemah.
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi Beijing bahwa pertumbuhan teknologi harus diiringi dengan tata kelola yang transparan, akuntabel, dan profesional. Pemerintah kini menghadapi tantangan berat: membenahi iklim investasi sekaligus menjaga stabilitas industri semikonduktor yang menjadi pusat perhatian dalam perang teknologi global.
Dampak Global dan Respons Investor
Berita tentang hukuman mati Zhao menyebar cepat dan menjadi perhatian pelaku pasar global. Para investor internasional mulai mempertanyakan tingkat transparansi dan pengawasan dalam perusahaan-perusahaan teknologi milik negara di China.
Sementara itu, industri chip global yang sedang dalam tekanan akibat ketegangan geopolitik antara China dan Amerika Serikat, kini mendapat tambahan tantangan. Kejatuhan Tsinghua Unigroup dianggap sebagai kemunduran signifikan dalam upaya China membangun kedaulatan teknologinya sendiri