Sumber foto: telegraphindia.com

Biden Terancam Kena 'Kudeta', Dua Perempuan Ini Bisa Jadi Gantinya

Tanggal: 4 Jul 2024 19:12 wib.
Persaingan untuk memperebutkan kursi presiden di Amerika Serikat (AS) semakin memanas, terutama setelah penampilan kurang memuaskan yang ditunjukkan oleh petahana Joe Biden dalam debat pertama pekan lalu. Keberhasilan Biden dalam menjalani masa jabatan kedua pun menjadi pertanyaan serius, sehingga timbul gelombang kepanikan di dalam partai Demokrat. Hal ini mendorong seruan agar para pembantunya mengundurkan diri, dan menggantikan posisi Biden dengan kandidat alternatif yang dianggap lebih mampu.

Salah satu kandidat yang disebut-sebut sebagai pengganti utama Biden adalah Wakil Presiden Kamala Harris. Tujuh sumber senior di tim kampanye Biden, Gedung Putih, dan Komite Nasional Demokrat, yang mengetahui diskusi terkini tentang topik tersebut, menyebutkan bahwa Harris merupakan alternatif utama yang mungkin menggantikan posisi Biden jika ia memutuskan untuk tidak melanjutkan kampanye pemilihan ulang.

Namun, tak hanya Kamala Harris, beberapa tokoh Demokrat lainnya juga dianggap sebagai kandidat alternatif yang potensial, seperti Gavin Newsom dari California, Gretchen Whitmer dari Michigan, dan Josh Shapiro dari Pennsylvania. Meskipun demikian, upaya untuk menyingkirkan Kamala Harris dinilai sulit dilakukan, bahkan hampir tidak mungkin terwujud.

Dalam hal ini, Kamala Harris kemungkinan besar akan mewarisi infrastruktur kampanye dan mengambil alih uang yang dikumpulkan oleh kampanye Biden jika ditetapkan sebagai calon partai. Selain itu, ia memiliki pengenalan nama tertinggi di antara semua alternatif, dan jajak pendapat tertinggi di antara Demokrat yang secara serius dapat dianggap sebagai kandidat. Dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos yang diterbitkan Selasa, Kamala berhasil memperoleh persentase suara yang mendekati incumben presiden Donald Trump.

Sebagai calon potensial, Kamala Harris telah menerima dukungan luas, termasuk dari Perwakilan AS Jim Clyburn, orang yang menjadi kunci kemenangan Biden tahun 2020. Namun, peluang mantan first lady Michelle Obama untuk mengalahkan Trump cukup tipis, menurut survei yang dilakukan awal tahun ini.

Survei tersebut menunjukkan bahwa calon pemilih lebih memilih Trump daripada Michelle Obama dalam pertarungan hipotetis pada tahun 2024. Meskipun begitu, kantor mantan ibu negara tersebut menepis spekulasi tentang kemungkinan pencalonan dirinya untuk menjadi presiden pada tahun 2024.  

Dari data dan perkembangan terkini ini, jelas terlihat bahwa persaingan di dalam partai Demokrat semakin memanas. Dengan penampilan yang kurang memuaskan dari Joe Biden, para kandidat potensial seperti Kamala Harris dan Michelle Obama mulai mengemuka sebagai alternatif untuk menggantikan posisi petahana sebagai calon presiden dari partai Demokrat. Kondisi ini menciptakan dinamika politik yang menarik dan menegangkan di tengah persiapan pemilihan presiden AS.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved