Biden Izinkan Ukraina Gunakan Rudal AS untuk Serang Wilayah Rusia
Tanggal: 18 Nov 2024 11:45 wib.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan senjata yang dipasok oleh AS untuk menyerang wilayah Rusia. Keputusan ini menjadi eskalasi baru dalam konflik Rusia-Ukraina dan meningkatkan kekhawatiran akan potensi pecahnya Perang Dunia Ketiga.
Pejabat AS telah mengonfirmasi bahwa langkah ini merupakan perubahan besar dalam kebijakan Washington terhadap penggunaan senjatanya di Ukraina. Keputusan ini diambil oleh Biden hanya beberapa bulan sebelum dia menyerahkan kekuasaan kepada Presiden Terpilih Donald Trump.
Selama berbulan-bulan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mendesak agar pembatasan rudal yang dipasok AS, yang dikenal sebagai ATACMS, dicabut. Hal ini memungkinkan Ukraina untuk menyerang di luar perbatasannya, termasuk Ibu Kota Moskow dan kota besar seperti St. Petersburg.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah memperingatkan negara-negara Barat terhadap langkah tersebut. Putin mengatakan bahwa penggunaan senjata Barat akan mewakili "partisipasi langsung" aliansi militer NATO dalam perang Ukraina, yang berarti Rusia dapat membalas dengan menyerang negara-negara anggota NATO.
Keputusan Washington mengenai ATACMS diungkapkan dalam konteks pembatasan untuk pertahanan pasukan Ukraina di wilayah Kursk Rusia, tempat Kyiv melancarkan serangan mendadak pada Agustus.
Pemerintahan Biden memberitahukan Ukraina bahwa mereka akan mendukung upaya Ukraina untuk mempertahankan sebagian kecil wilayah Rusia yang saat ini didudukinya, sebagai alat tawar-menawar yang kuat untuk setiap kemungkinan negosiasi di masa mendatang.
Para pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada New York Times dan Washington Post bahwa persetujuan Biden terhadap penggunaan ATACMS oleh Ukraina merupakan respons terhadap keputusan Rusia yang mengizinkan tentara Korea Utara bertempur di Ukraina.
Ukraina sebelumnya memperkirakan ada 11.000 tentara Korea Utara di Kursk. Rusia tidak membantah atau mengonfirmasi kehadiran tentara Korea Utara dalam konflik, meski sejauh ini belum ada bukti keberadaan mereka.
Keputusan Biden untuk mengizinkan penggunaan ATACMS juga berpotensi mendorong Inggris dan Prancis untuk mengambil langkah serupa terhadap pasokan senjata mereka ke Ukraina, termasuk rudal Storm Shadow. Kedua negara belum memberikan pernyataan resmi, tetapi beberapa media Ukraina melaporkan bahwa izin dari London dan Paris telah diberikan.
ATACMS dapat mencapai jarak hingga 300 km dan sulit dicegat karena kecepatannya yang tinggi. Bulan lalu, Zelensky mengonfirmasi bahwa Ukraina telah menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok AS untuk pertama kalinya guna menyerang sasaran Rusia di timur negara itu. Dengan demikian, keputusan Biden untuk memperbolehkan Ukraina menggunakan ATACMS dan potensi partisipasi Inggris dan Prancis memperlihatkan bahwa konflik tersebut semakin meluas dan melibatkan lebih banyak aktor internasional.
Dari sisi Rusia, keputusan ini dapat diartikan sebagai provokasi yang sangat serius. Mengingat pernyataan Putin sebelumnya mengenai partisipasi NATO dalam konflik Ukraina, peningkatan kontribusi senjata dari negara-negara barat dapat memicu reaksi keras dari Rusia.
Sekarang, eskalasi konflik antara Ukraina dan Rusia telah mencatat perkembangan penting, dengan melibatkan AS dan kemungkinan partisipasi negara-negara Eropa lainnya. Langkah-langkah ini dapat mengubah dinamika konflik yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir, dan meningkatkan ketegangan antara Barat dan Rusia. Selain itu, keputusan AS untuk memberikan izin kepada Ukraina juga dapat memperlihatkan sikap Washington terhadap konflik ini serta strategi politiknya di kawasan Eropa Timur.