Sumber foto: website

Berhasil Luncurkan Rudal ICBM, Beijing Beri Pesan Khusus ke AS dan Sekutu Tak Bisa Remehkan Kekuatan Nuklir China

Tanggal: 26 Sep 2024 19:36 wib.
China baru-baru ini berhasil meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM), yang dianggap mewakili pesan yang kuat dan peringatan bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. Tindakan China ini menegaskan bahwa kekuatan nuklir mereka tidak bisa dianggap remeh.

Analis rudal nuklir, Ankit Panda, berpendapat bahwa meskipun tindakan China mungkin tidak semata-mata untuk mengirim pesan politik, namun hal ini tanpa keraguan akan menjadi pengingat yang signifikan bagi kawasan tersebut, serta AS, tentang perubahan dinamika nuklir di Asia yang berlangsung dengan cepat.

Tidak hanya itu, analis lain menyatakan bahwa uji coba ini merupakan sebuah peringatan bagi AS dan sekutunya di kawasan tersebut.

Menurut Leif-Eric Easley, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Wanita Ewha di Korea Selatan, pesan yang disampaikan kepada Washington adalah bahwa intervensi langsung dalam konflik di Selat Taiwan akan membuat AS rentan terhadap serangan.

“Bagi sekutu AS di Asia, uji coba provokatif tersebut menunjukkan kemampuan China untuk bertempur di berbagai medan secara bersamaan,” tambahnya. Selain itu, Drew Thompson, seorang peneliti senior di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura, menulis bahwa "waktu adalah segalanya."

Ia juga menekankan bahwa China telah mengklaim bahwa peluncuran rudal tersebut tidak ditujukan kepada negara manapun, namun ketegangan yang tinggi antara China dan Jepang, Filipina, serta ketegangan berkelanjutan dengan Taiwan tetap menjadi fakta yang tidak dapat diabaikan.

Meskipun hubungan antara Beijing dan Washington telah membaik dalam setahun terakhir, namun meningkatnya ketegasan China di kawasan tersebut tetap menjadi titik kritis. Ketegangan yang meningkat antara China dan Filipina dipicu oleh insiden di mana kapal-kapal mereka berulang kali bertabrakan di perairan yang disengketakan.

Bulan lalu, Jepang bahkan mengerahkan jet tempur setelah menuduh pesawat mata-mata China melanggar wilayah udaranya, tindakan yang dianggapnya sebagai hal yang tidak dapat diterima.

Hubungan Beijing dengan Taiwan, yang memiliki pemerintahan sendiri, juga merupakan sumber ketegangan yang tidak dapat diabaikan. Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan bahwa China baru-baru ini melakukan latihan penembakan rudal yang "intensif" bersama dengan latihan militer lainnya.

Pernyataan yang sama juga menyoroti deteksi 23 pesawat militer China yang aktif di sekitar Taiwan dalam misi jarak jauh. China kerap mengirim kapal dan pesawat ke perairan dan wilayah udara Taiwan, yang merupakan taktik yang dikenal sebagai "perang zona abu-abu" yang ditujukan untuk menormalkan serangan.

Tak hanya itu, pada bulan Juli lalu, China bahkan menangguhkan perundingan pengendalian senjata nuklirnya dengan Washington sebagai respons terhadap penjualan senjata AS yang terus berlanjut ke Taiwan.

Dari berbagai insiden ini, dapat dilihat bahwa China ingin menunjukkan kekuatan dan ketegasannya dalam wilayah Asia-Pasifik. Hal ini tidak hanya menjadi peringatan bagi AS, tetapi juga kepada sekutu-sekutunya di kawasan tersebut. Dengan dinamika yang terus berubah, kewaspadaan dan dialog antarnegara menjadi hal yang krusial untuk mencegah eskalasi konflik yang tidak diinginkan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved