Banjir Bandang Kepung Australia Timur, 50.000 Orang Terjebak dan Operasi Penyelamatan Besar Diluncurkan
Tanggal: 23 Mei 2025 10:35 wib.
Tampang.com | Pemerintah Australia mengerahkan operasi penyelamatan besar-besaran menyusul banjir bandang dahsyat yang melanda Negara Bagian New South Wales sejak Kamis (22/5/2025). Banjir yang dipicu hujan deras tanpa henti ini membuat hampir 50.000 warga terjebak, memaksa mereka naik ke atap rumah demi menyelamatkan diri.
Kondisi darurat memaksa otoritas mengerahkan berbagai armada, mulai dari perahu, helikopter, hingga drone untuk mengevakuasi warga yang terisolasi. Situasi ini menjadi salah satu bencana alam terparah yang melanda wilayah timur Australia dalam beberapa tahun terakhir.
Situasi Kritis dan Korban Jiwa
Laporan terbaru menyebutkan sedikitnya tiga orang meninggal dunia akibat banjir, sementara lebih dari 50.000 warga telah menerima peringatan evakuasi. Banyak di antara mereka kini tanpa akses terhadap listrik, makanan, dan obat-obatan karena terputusnya jaringan serta jalan yang tak lagi bisa dilalui.
Menteri Utama New South Wales, Chris Minns, menyampaikan bahwa banjir kali ini sangat merusak dan masih berpotensi memburuk. "Kami bersiap menghadapi kabar buruk dalam 24 jam ke depan. Ini adalah bencana besar bagi warga," ujarnya dikutip dari Channel News Asia.
Kota Pertanian Kempsey Terkepung
Kota Kempsey, yang terletak di tepi Sungai Macleay, menjadi salah satu daerah terparah terdampak. Wali Kota Kinne Ring menggambarkan hujan yang turun sebagai "memekakkan telinga" dan menyebut lebih dari 20.000 orang terjebak di kota itu saja. "Warga kini kesulitan mengakses obat dan makanan. Ini jauh lebih buruk dari banjir-banjir sebelumnya," katanya.
Belum Lewati Titik Terburuk
Menteri Manajemen Kegawatdaruratan Australia, Kristy McBain, memperingatkan bahwa puncak luapan sungai belum tercapai dan curah hujan diperkirakan masih akan berlanjut. "Kami belum melewati masa terburuk. Situasinya masih sangat dinamis," ujar McBain kepada ABC.
Sebanyak 2.000 personel tanggap darurat telah dikerahkan, termasuk tim penyelamat yang harus mengevakuasi warga dari atap rumah mereka. Status darurat bencana telah diberlakukan untuk mempercepat proses bantuan dan distribusi logistik.