Sumber foto: iStock

Bangladesh Dalam Kericuhan, Riuh di RI, Inilah Kronologinya

Tanggal: 21 Jul 2024 21:16 wib.
Bangladesh kembali dihadapkan pada situasi kerusuhan yang menyebabkan puluhan orang tewas dan ribuan lainnya terluka. Data dari rumah sakit di seluruh Bangladesh menunjukkan bahwa selain korban tewas, bentrokan tersebut juga telah melukai ribuan orang. Pada Jumat lalu, Rumah Sakit Dhaka Medical College menerima 27 jenazah antara pukul 5 sore dan 7 malam, menggambarkan betapa tragisnya kejadian ini.

Protes yang terjadi selama lima hari tersebut telah memaksa polisi untuk melibatkan diri dengan tindakan keras, termasuk menembakkan gas air mata dan melemparkan granat suara untuk membubarkan pengunjuk rasa. Bentrokan antara demonstran dan petugas keamanan terus terjadi, dengan pengunjuk rasa melakukan aksi kekerasan seperti melemparkan batu bata dan membakar kendaraan.

Protes tersebut disebut sebagai yang terbesar sejak Perdana Menteri Sheikh Hasina terpilih kembali untuk keempat kalinya berturut-turut tahun ini. Salah satu pemicu utama dari gelombang protes ini berasal dari tingginya tingkat pengangguran di kalangan anak muda Bangladesh, yang merupakan hampir seperlima dari total populasi sekitar 170 juta penduduk negara Asia Selatan tersebut.

Para mahasiswa menjadi motor utama dari protes ini. Mereka menuntut diakhirinya sistem kuota yang menyediakan hingga 30% pekerjaan di pemerintahan bagi keluarga veteran yang berperang dalam perang kemerdekaan Bangladesh pada tahun 1971 melawan Pakistan. Meskipun sistem kuota ini juga mencakup pekerjaan untuk perempuan, penyandang disabilitas, dan anggota etnis minoritas, namun sebagian besar mahasiswa menolaknya karena dianggap menguntungkan golongan tertentu.

Selain itu, mahasiswa juga mengangkat isu diskriminasi terhadap pencari kerja muda di negara tersebut. Mereka menekankan bahwa peluang kerja yang semakin meningkat di sektor swasta tidak menarik bagi sebagian besar orang, karena pekerjaan di sektor pemerintahan dianggap lebih stabil dan menjanjikan.

Pemerintah telah bereaksi terhadap protes ini dengan menghentikan kuota pekerjaan pada tahun 2018. Namun, pada bulan lalu, Pengadilan Tinggi membatalkan keputusan tersebut dan mengembalikan kuota tersebut setelah kelompok yang mewakili para veteran tahun 1971 mengajukan petisi.

Ketegangan meningkat pada Senin lalu, ketika aktivis mahasiswa di Universitas Dhaka bentrok dengan polisi. Para mahasiswa mengklaim bahwa aksi unjuk rasa yang awalnya damai berubah menjadi tidak kondusif ketika mereka diserang oleh sayap mahasiswa dari Liga Awami, partai yang berkuasa di Bangladesh.

Bentrokan tersebut mengakibatkan puluhan orang tewas, termasuk dua jurnalis, dalam kekerasan tersebut. Selain itu, fasilitas umum seperti stasiun televisi negara BTV turut menjadi sasaran pengunjuk rasa yang merusak dan membakar gedung tersebut.

Pemerintah Bangladesh telah menanggapi ketegangan ini dengan memberlakukan jam malam dan mengerahkan militer untuk membantu penegakan hukum. Aksi kekerasan juga terjadi di berbagai wilayah, seperti pembakaran fasilitas tahanan di distrik Narsingdi di Dhaka tengah.

Kondisi ini menjadi semakin rumit dengan terjadinya peretasan terhadap situs web pemerintah, di mana kelompok yang menamakan diri "THE R3SISTAC3" disebut-sebut sebagai pelakunya.

Konflik di Bangladesh tidak hanya mencakup masalah internal, namun juga memberikan dampak di Indonesia. Ini menimbulkan pertanyaan terkait kontribusi dari pihak luar dalam menyelesaikan konflik ini serta potensi penyimpangan arus informasi yang dapat memicu konflik lebih lanjut.

Dalam situasi seperti ini, penting untuk mencari solusi yang berkelanjutan dan mengatasi akar masalah dari konflik yang terjadi. Pemerintah Bangladesh, bersama dengan pihak-pihak terkait, perlu memastikan bahwa tindakan yang diambil benar-benar akan membawa dampak positif bagi masyarakat Bangladesh secara keseluruhan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved