Bagaimana Perubahan Iklim Pengaruhi Penyakit Menular?

Tanggal: 21 Sep 2017 22:14 wib.
Memprediksi bagaimana perubahan iklim akan mempengaruhi berkembangnya penyakit menular akan memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan masyarakat. Tapi hubungan antara iklim dan penyakit sangat kompleks, membuat prediksi semacam itu sulit dilakukan.

Jessica Metcalf dari Princenton Universeity mengatakan bahwa peneliti memerlukan model statistik baru yang menggabungkan faktor iklim dan hubungan iklim-penyakit, yang memperhitungkan ketidakpastian pada keduanya.

Beberapa penyakit menular berpindah dari satu orang ke orang lain, baik melalui udara (flu), melalui air dan makanan yang terkontaminasi (kolera), atau melalui arthropoda seperti nyamuk (malaria). Yang lainnya menjangkit hewan tapi bisa ditularkan ke manusia dalam kondisi tertentu. Misalnya, orang bisa mendapatkan hantavirus (yang menyebabkan penyakit pernafasan parah) saat mereka menghirup partikel dari kotoran hewan yang terkontaminasi, dan kutu menularkan penyakit Lyme dari rusa ke orang. Faktor iklim dapat mempengaruhi skala penyakit pada tahap apapun, kata Metcalf.

Misalnya untuk penyakit yang ditularkan melalui vektor seperti malaria. Perubahan iklim dapat meningkatkan atau menurunkan jangkauan geografis nyamuk Anopheles yang menularkan penyakit; itu juga bisa mempengaruhi pola hidup nyamuk dan pola berkembang biak. Selain itu, siklus hidup nyamuk dapat berinteraksi secara kompleks dengan tindakan manusia seperti migrasi. Dan fluktuasi iklim selama bertahun-tahun seperti El Niño Southern Oscillation, yang mempengaruhi suhu dan curah hujan di sebagian besar permukaan planet, dapat menutupi atau memperkuat efek perubahan iklim. Sebuah model untuk memprediksi bagaimana perubahan iklim akan mempengaruhi kejadian malaria mungkin perlu memperhitungkan semua faktor ini.

Metcalf dan rekan penulisnya meninjau sejumlah teknik statistik canggih yang dapat digunakan untuk memodelkan hubungan antara iklim dan penyakit, dan mereka merekomendasikan cara dengan menggabungkan, menguji, dan memperbaiki metode tersebut. Salah satu pendekatan yang sangat berguna adalah pengujian retrospektif - yaitu menguji prediksi model dengan memasukkan data iklim dan penyakit masa lalu untuk melihat seberapa baik mereka sesuai dengan apa yang kita ketahui terjadi dalam kehidupan nyata.

"Epidemiologists dapat mengambil data dari komunitas pemodelan iklim dengan berusaha untuk lebih memahami dan menggabungkan sifat dasar yang mempengaruhi perilaku sistem iklim yang diamati, dan dengan secara rutin menguji model dengan membandingkan dan memvalidasi model secara retrospektif terhadap data," kata Metcalf.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved