Bagaimana Negara Israel Terbentuk? PBB Terlibat!
Tanggal: 26 Jul 2025 12:23 wib.
Negara Israel yang kita kenal sekarang berdiri pada tahun 1948, namun akar sejarah pembentukannya telah dimulai sejak abad ke-19. Pada era tersebut, antisemitisme, yang tercatat dalam berbagai catatan sejarah, mulai meroket dan memicu kepindahan banyak orang Yahudi dari Eropa ke Palestina. Tanah Palestina, yang menjadi pusat kerajaan-kerajaan kuno dalam tradisi Yahudi, sudah lama dipandang sebagai tanah air mereka sejak pengusiran massal pada abad pertama Masehi oleh bangsa Romawi. Dalam konteks ini, munculnya gerakan Zionisme di akhir abad ke-19, yang dipelopori oleh tokoh seperti Theodor Herzl, menjadi momentum penting yang menggerakkan keinginan untuk mendirikan negara Yahudi.Pada saat gerakan Zionisme berkembang, jumlah orang Yahudi di Palestina masih sangat sedikit, sekitar 20 ribu jiwa. Motivasi internasional untuk mendukung pembentukan negara Yahudi di wilayah itu juga masih berlangsung minim. Ditambah lagi, Kekaisaran Ottoman yang menguasai Palestina saat itu memperketat kontrol terhadap imigrasi Yahudi. Namun, gelombang Perang Dunia I berubah menjadi titik balik. Inggris, dengan tujuan politik dan ekonomi, berjanji untuk mewujudkan tanah air bagi orang Yahudi di Palestina, meskipun pada saat yang sama, penduduk Arab setempat mendapatkan dukungan dari Prancis, menciptakan ketegangan yang semakin meruncing.Ketegangan antara Arab dan Yahudi di Palestina kian membara, terutama ketika Inggris berupaya mendamaikan dua pihak yang berkonflik. Di satu sisi, jumlah imigran Yahudi meningkat drastis akibat tekanan politik, dan di sisi lain, hubungan antara kedua kelompok etnis ini semakin memburuk. Kekerasan yang berkecamuk memuncak pada tahun 1936 ketika Pemberontakan Arab pecah, berlangsung selama tiga tahun dan menghasilkan pembentukan sejumlah milisi pertahanan oleh komunitas Yahudi. Situasi ini menunjukkan bahwa kedua kelompok, baik Arab maupun Yahudi, berkomitmen untuk mendapatkan kendali atas wilayah tersebut.Memasuki Perang Dunia II, kebijakan terkait Palestina semakin dipertanyakan. Inggris, yang tadinya terlihat mendukung pembentukan negara Yahudi, mulai membatalkan rencana imigrasi bagi orang Yahudi guna mendapatkan dukungan Arab dalam perjuangannya melawan Blok Poros. Dengan keadaan yang semakin rumit, di akhir perang, komunitas Yahudi di Palestina meningkat menjadi sekitar 600 ribu orang, sementara penduduk Arab juga bertambah menjadi satu juta jiwa.Setelah perang berakhir, momentum untuk mendirikan negara Yahudi kembali muncul dengan fokus pada pembentukan negara Yudaisme yang diinginkan. Pengalaman pahit Holokaus yang menimpa orang Yahudi di Eropa semakin menggugah dukungan internasional. PBB pun terlibat dalam perdebatan panas ini dan mengusulkan rencana pembagian wilayah Palestina pada tahun 1947 menjadi dua negara, satu untuk Yahudi dan satu untuk Arab. Proposal ini diterima sebagian besar orang Yahudi, namun ditolak oleh negara-negara Arab. Pada akhirnya, pada tanggal 14 Maret 1948, negara Israel modern resmi dideklarasikan, hanya beberapa saat sebelum negara-negara Arab tetangga melancarkan serangan terhadapnya. Perjuangan Israel untuk menetapkan dan memperluas perbatasan menjadi sejarah yang tidak terpisahkan dalam geopolitik Timur Tengah. Seiring berjalannya waktu, meski ada sejumlah kesepakatan damai, penyelesaian konflik dengan penduduk Arab Palestina yang tidak mendapatkan negara tetap menjadi tantangan kompleks hingga kini.