Bagaimana Islandia Jadi Negara Paling Minim Kesenjangan Gender?
Tanggal: 21 Jul 2025 10:32 wib.
Islandia selalu muncul sebagai bintang terang. Selama lebih dari satu dekade, negara kecil di Samudra Atlantik Utara ini terus menduduki peringkat teratas dalam laporan kesenjangan gender global yang dirilis oleh Forum Ekonomi Dunia. Mereka secara konsisten menunjukkan komitmen luar biasa dalam menutup jurang antara laki-laki dan perempuan di berbagai bidang. Prestasi ini bukan kebetulan, melainkan hasil dari upaya panjang dan sistematis yang berakar kuat pada nilai-nilai masyarakatnya.
Landasan Hukum dan Politik yang Progresif
Salah satu pilar utama kesuksesan Islandia adalah kerangka hukum dan kebijakan yang progresif. Mereka punya undang-undang yang mewajibkan kesetaraan upah antara laki-laki dan perempuan, bahkan menjadi negara pertama yang memberlakukan aturan ini. Undang-undang ini bukan sekadar formalitas; perusahaan diwajibkan membuktikan bahwa mereka membayar setara untuk pekerjaan yang setara, atau akan dikenai denda.
Selain itu, representasi perempuan dalam politik juga sangat diperhatikan. Islandia memiliki kuota gender dalam daftar calon legislatif dan dewan direksi perusahaan. Ini bukan sekadar angka-angka, tapi sebuah upaya sistematis untuk memastikan suara perempuan terwakili dalam setiap pengambilan keputusan penting. Bahkan, Islandia adalah negara pertama di dunia yang memiliki presiden perempuan yang terpilih secara demokratis, Vigdís Finnbogadóttir, pada tahun 1980. Lingkungan politik yang mendorong partisipasi perempuan ini menjadi fondasi kuat bagi kebijakan yang lebih inklusif.
Budaya Kesetaraan yang Terinternalisasi
Hukum saja tidak cukup tanpa budaya yang mendukung. Di Islandia, kesetaraan gender bukan sekadar slogan, melainkan nilai yang sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari. Sejak usia dini, anak-anak diajarkan tentang pentingnya kesetaraan tanpa memandang jenis kelamin. Sekolah-sekolah dan media massa berperan aktif dalam menanamkan nilai-nilai ini.
Peran gender tradisional juga telah banyak terkikis. Laki-laki dan perempuan punya kebebasan yang sama untuk memilih karier atau peran dalam keluarga. Ada penerimaan yang tinggi terhadap laki-laki yang mengambil peran sebagai pengasuh utama anak, dan perempuan yang memegang posisi kepemimpinan. Ini menciptakan lingkungan di mana potensi individu bisa berkembang tanpa dibatasi oleh ekspektasi gender yang sempit. Budaya inklusif inilah yang menjadi fondasi keberlanjutan setiap kebijakan kesetaraan yang diterapkan.
Kebijakan Keluarga yang Mendukung Peran Setara
Kebijakan cuti melahirkan dan paternitas (cuti ayah) di Islandia adalah salah satu yang terbaik di dunia dan menjadi contoh nyata komitmen mereka terhadap kesetaraan. Orang tua memiliki hak cuti bersama yang panjang, yang sebagian besar dibayar, dan ada bagian cuti yang diwajibkan diambil oleh ayah. Aturan ini mendorong laki-laki untuk lebih terlibat dalam pengasuhan anak sejak dini, yang pada gilirannya membantu perempuan kembali ke dunia kerja tanpa hambatan besar.
Adanya cuti ayah yang diwajibkan membantu menghilangkan stigma bahwa pengasuhan anak hanya tugas ibu. Ini juga membantu mengurangi gender pay gap karena perempuan tidak terlalu sering terpaksa mengambil cuti panjang sendirian, yang bisa menghambat karier mereka. Kebijakan ini tidak hanya mendukung orang tua, tetapi juga membentuk generasi baru yang tumbuh dengan melihat kedua orang tuanya berbagi tanggung jawab rumah tangga dan karier secara seimbang.
Sistem Pendidikan dan Kesehatan yang Inklusif
Sistem pendidikan dan kesehatan di Islandia juga berperan besar dalam menciptakan kesetaraan. Akses terhadap pendidikan berkualitas tinggi tersedia untuk semua, tanpa memandang gender, sehingga setiap individu punya kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi dan keterampilan. Ini berarti perempuan memiliki akses setara ke berbagai bidang studi, termasuk yang didominasi laki-laki seperti sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
Dalam layanan kesehatan, Islandia menaruh perhatian khusus pada kesehatan reproduksi perempuan dan akses terhadap layanan kesehatan yang komprehensif. Kesadaran akan pentingnya kesehatan perempuan sebagai bagian dari kesetaraan gender juga sangat tinggi. Lingkungan yang mendukung pendidikan dan kesehatan ini memastikan bahwa setiap warga negara, terlepas dari jenis kelaminnya, memiliki landasan yang kuat untuk berkontribusi penuh dalam masyarakat.
Perjalanan Islandia menuju kesetaraan gender memang luar biasa, namun bukan berarti tanpa tantangan. Masih ada area yang terus diperbaiki, tetapi komitmen mereka yang tak tergoyahkan dan pendekatan multi-aspek yang melibatkan hukum, budaya, keluarga, pendidikan, dan kesehatan telah menjadikan mereka panutan global dalam mencapai kesetaraan gender.