Badan PBB untuk Palestina Cuma Punya Dana hingga September 2024
Tanggal: 14 Jul 2024 09:52 wib.
Badan PBB untuk pengungsi Palestina, atau UNRWA, menghadapi krisis keuangan yang mengkhawatirkan setelah Kepala UNRWA Philippe Lazzarini mengungkapkan bahwa badan tersebut hanya memiliki dana untuk beroperasi hingga dua bulan mendatang. Philippe Lazzarini menyatakan bahwa janji dana baru akan membantu memastikan operasi darurat UNRWA dapat berlangsung hingga September 2024. Hal ini menyoroti kondisi kritis yang dihadapi oleh badan PBB yang berperan penting dalam memberikan bantuan kepada jutaan pengungsi Palestina.
Philippe Lazzarini juga menegaskan bahwa pihaknya telah bekerja keras untuk memulihkan kepercayaan terhadap UNRWA. Namun, tantangan yang dihadapi tidak hanya terkait dengan keuangan, melainkan juga mendapat tekanan dari beberapa pihak terkait dengan aksi kekerasan yang dituduhkan terhadap sejumlah karyawan UNRWA dalam konflik antara Israel dan Palestina.
Sekjen PBB Antonio Guterres turut memohon bantuan dari para donor untuk mendukung UNRWA, mengingat beberapa negara menahan pendanaan menyusul tuduhan Israel pada Januari 2024 tersebut. Guterres bahkan memperingatkan bahwa Palestina akan kehilangan "jalur hidup yang penting" tanpa adanya UNRWA. Dalam konteks ini, Guterres menekankan bahwa tidak ada alternatif lain selain UNRWA untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada jutaan pengungsi Palestina.
Di sisi lain, kongres Amerika Serikat (AS) telah mencegah pendanaan lebih lanjut untuk UNRWA. Presiden AS, Joe Biden, menarik pendanaan untuk warga sipil Palestina ke badan-badan lain dengan alasan bahwa UNRWA memiliki kemampuan unik untuk mendistribusikan bantuan. Tindakan tersebut turut memperburuk kondisi keuangan UNRWA dan mengancam kelangsungan operasional badan tersebut.
Konflik antara Israel dan Palestina telah menyebabkan kerusakan yang sangat besar, terutama terhadap warga sipil. Gempuran yang intensif dari Israel terhadap Palestina sebagai balasan atas serangan Hamas pada Oktober 2023 di Israel selatan telah menelan korban jiwa yang sangat banyak. Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa serangan militer Israel telah menewaskan sedikitnya 38.345 orang di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil.
Data juga menunjukkan bahwa 195 anggota staf UNRWA tewas dalam konflik tersebut, menjadikannya sebagai jumlah kematian staf tertinggi dalam sejarah PBB. Hal ini menunjukkan betapa berbahayanya konflik tersebut terhadap para pekerja kemanusiaan yang berada di garis depan pemberian bantuan kepada warga yang terdampak.
Kesulitan UNRWA dalam mendapatkan dana juga bertentangan dengan kebutuhan besar yang harus dipenuhi. Seiring meningkatnya jumlah pengungsi Palestina akibat konflik, bantuan dan dukungan yang diberikan oleh UNRWA menjadi semakin vital. Tidak hanya dalam mengatasi masalah kemanusiaan, tetapi juga dalam upaya menciptakan kondisi yang lebih stabil dan damai di kawasan tersebut.
Karenanya, upaya untuk menemukan solusi keuangan yang berkesinambungan bagi UNRWA sangat penting. Keterlibatan aktif dan dukungan dari komunitas internasional, terutama negara-negara donor, menjadi kunci dalam menjaga kelangsungan operasional UNRWA. Dengan kebutuhan yang semakin mendesak, diperlukan upaya yang lebih besar untuk memastikan bahwa UNRWA dapat terus beroperasi dan memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh jutaan pengungsi Palestina.
Selain mendukung secara finansial, komitmen politik juga diperlukan untuk memastikan bahwa UNRWA dapat melaksanakan tugasnya tanpa hambatan. Memperkuat keamanan dan perlindungan terhadap para pekerja kemanusiaan yang berada di zona konflik menjadi hal yang krusial untuk menjamin kelancaran distribusi bantuan kepada warga yang membutuhkan.
Dalam menghadapi krisis keuangan yang terjadi, upaya mendesak untuk menyatukan kekuatan dalam menanggulangi kondisi kritis yang dihadapi oleh UNRWA perlu segera dilakukan. Dengan memberikan perhatian dan dukungan yang tepat, diharapkan UNRWA dapat terus berperan sebagai lembaga kemanusiaan yang kritis dalam menyediakan bantuan bagi jutaan pengungsi Palestina. Semua pihak, baik itu pemerintah, organisasi internasional, maupun masyarakat sipil, memiliki peran penting dalam menjamin kelangsungan operasional UNRWA dan mewujudkan kesejahteraan bagi mereka yang membutuhkan bantuan. Menjaga ketersediaan dana dan dukungan politik untuk UNRWA bukan hanya merupakan tanggung jawab moral, tetapi juga merupakan investasi dalam perdamaian dan kemanusiaan di kawasan yang dilanda konflik tersebut. Dengan demikian, langkah-langkah konkret perlu segera diambil untuk mendukung UNRWA dalam menjalankan misinya dalam memberikan bantuan dan dukungan kepada pengungsi Palestina. Dengan demikian, keselamatan dan kesejahteraan jutaan orang yang bergantung pada bantuan dari UNRWA dapat terlindungi dengan baik. Sementara itu, kontribusi positif dari seluruh pihak diharapkan dapat membantu memastikan bahwa UNRWA tetap berperan sebagai garda terdepan dalam memberikan bantuan kemanusiaan untuk mereka yang membutuhkan. Demikianlah pentingnya memberikan dukungan yang tak tergoyahkan bagi badan PBB yang berperan sangat penting bagi jutaan pengungsi Palestina. Dengan solusi yang tepat dan dukungan yang berkelanjutan, UNRWA diharapkan tetap dapat menjalankan perannya sebagai lembaga kemanusiaan yang memberikan bantuan vital bagi mereka yang membutuhkan. Langkah-langkah konkrit perlu segera diambil untuk memastikan bahwa UNRWA dapat beroperasi dengan lancar dan memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh jutaan pengungsi Palestina.