Sumber foto: Google

Badai Petir Tewaskan 100 Orang di India: Bihar dan Uttar Pradesh Jadi Wilayah Paling Terdampak

Tanggal: 12 Apr 2025 21:41 wib.
Tampang.com | Sedikitnya 100 orang meninggal dunia dalam 24 jam terakhir akibat badai disertai sambaran petir yang melanda wilayah utara India pada Jumat (11/4/2025). Negara bagian Bihar mencatat jumlah korban tertinggi dengan 82 orang tewas, diikuti Uttar Pradesh dengan 18 korban jiwa.

Sebagian besar korban tengah berada di luar ruangan saat badai melanda secara tiba-tiba. Di Distrik Barabanki, Uttar Pradesh, sejumlah warga yang sedang bekerja di ladang menjadi korban ketika angin kencang dan petir menyambar secara mendadak.


Peringatan Cuaca Sudah Dikeluarkan, Tapi Korban Tak Terhindarkan

Departemen Meteorologi India (IMD) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan siaga kuning untuk beberapa negara bagian karena potensi cuaca ekstrem. Namun, meski ada peringatan dini, banyak warga yang tetap beraktivitas di luar rumah dan tidak sempat menyelamatkan diri.

Wilayah lain seperti Uttarakhand juga melaporkan korban jiwa, termasuk petani yang terkena sambaran petir saat berada di ladang. Sejumlah laporan menyebutkan adanya kerusakan properti serta warga yang mengalami luka-luka akibat bencana tersebut.


Pemerintah Umumkan Kompensasi untuk Keluarga Korban

Sebagai bentuk tanggung jawab, Pemerintah Negara Bagian Bihar dan Uttar Pradesh mengumumkan kompensasi sebesar 400.000 rupee (sekitar Rp 75 juta) untuk keluarga korban meninggal dunia. Pemerintah daerah juga mengimbau warga agar tetap berada di rumah dan mengikuti panduan keselamatan selama cuaca buruk.

Badai dan hujan deras masih diprediksi melanda dalam beberapa hari ke depan. IMD memperkirakan suhu akan menurun 3 hingga 5 derajat Celsius di wilayah utara India, meskipun panas ekstrem diperkirakan akan kembali setelahnya.


Petir, Pembunuh Senyap di India

Petir telah menjadi salah satu bencana paling mematikan di India. Berdasarkan data Biro Catatan Kejahatan Nasional India, sekitar 36 persen kematian akibat cuaca ekstrem disebabkan oleh sambaran petir. Dalam periode 1967 hingga 2020, lebih dari 101.000 orang meninggal dunia karena fenomena ini.

Kondisi ini makin mengkhawatirkan karena dalam dua tahun terakhir, aktivitas petir meningkat lebih dari 30 persen, sebagaimana dicatat oleh Kementerian Ilmu Bumi India.


Krisis Iklim, Deforestasi, dan Ancaman yang Meningkat

Para ahli menyebut bahwa pemanasan global menjadi salah satu penyebab meningkatnya frekuensi badai petir. Mahesh Palawat, Wakil Presiden Meteorologi di Skymet Weather, menjelaskan bahwa udara yang lebih hangat mampu menyimpan lebih banyak kelembapan dan energi, yang berujung pada badai yang lebih kuat dan intens.


“Konveksi yang lebih kuat memicu pembentukan awan besar dan memicu petir dalam jumlah besar,” jelasnya.



Upaya Mitigasi Masih Terbatas, Pedesaan Jadi Titik Lemah

Pemerintah India telah mengembangkan sejumlah program mitigasi, seperti kampanye Lightning Resilient India dan aplikasi Damini yang memberikan peringatan dini sambaran petir secara real-time. Namun, sayangnya, akses ke teknologi ini masih terbatas, terutama di wilayah pedesaan—yang justru paling rentan terhadap bencana ini.


Penutup: Hujan Jadi Berkah Sekaligus Ancaman

Meski membawa duka, hujan deras yang menyertai badai memberikan kelegaan sementara dari gelombang panas ekstrem yang tengah melanda India utara. Namun, dengan cuaca ekstrem yang makin sering terjadi, masyarakat dan pemerintah dihadapkan pada tantangan besar untuk membangun sistem peringatan dini yang lebih merata dan responsif.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved