Sumber foto: iStock

Badai Menerjang New York, Pesawat Bomber Nuklir AS B-52 Terjatuh

Tanggal: 20 Jul 2024 06:33 wib.
Badai dahsyat menerjang New York, Amerika Serikat (AS), pada Selasa waktu setempat, yang menyebabkan pesawat pengebom B-52 jatuh dari platformnya di Angkatan Udara Griffiss. Mengutip Reuters, Jumat (19/7/2024), jet tersebut memiliki berat 83.000 kilogram (kg). Gubernur Kathy Hochul mengungkapkan, "Anda tidak dapat membayangkan dampak dari melihat dari langit betapa besarnya kerusakan yang terjadi."

Pemerintah New York telah mengumumkan keadaan darurat karena badai. Gubernur Hochul bahkan telah meninjau kerusakan langsung yang disebabkan oleh bencana tersebut. Badai ini memberikan dampak yang merusak, seperti merobek atap gereja yang telah berdiri sejak abad ke-19. Sebagian besar atap gereja St. Mary yang dibangun tahun 1862 tak berwujud karena badai.

Di Rome, wilayah New York, dilaporkan bahwa empat bangunan hancur dan 22 bangunan lainnya rusak akibat badai. "Pohon tumbang seperti tusuk gigi," tambah Hochul. Ahli meteorologi NBC5 juga melaporkan adanya tiga tornado lain yang menyerang wilayah New York, seperti Hamilton County dan Warren Country yang terkena dampak.

Selain kerusakan infrastruktur, badai juga menelan korban jiwa. Seorang warga bernama Robert Popple, 82 tahun, dari wilayah Canastota dilaporkan tewas karena bencana tersebut. Menurut saksi, ia pergi keluar untuk mengambil mobil antiknya ketika bencana itu terjadi.

Dampak badai juga dirasakan pada pasokan listrik. Sekitar 300.000 pelanggan di seluruh Negara Bagian New York kehilangan pasokan listrik selama puncak badai. Hingga berita ini diturunkan, 38.000 pelanggan masih belum mendapatkan pasokan listrik. Gubernur Hochul menegaskan, "Peristiwa cuaca ekstrem ini bukan lagi hal yang tidak normal. Ini adalah hal yang normal baru," menyinggung gelombang panas yang terjadi di beberapa wilayah diikuti banjir bandang di beberapa wilayah lainnya.

Saat badai berkecamuk, pesawat pengebom B-52 AS jatuh di tengah kekacauan. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya badai tersebut sehingga mampu mengganggu operasional pesawat militer yang dianggap tangguh. Dalam konteks ini, keberadaan pesawat-pesawat militer yang mumpuni juga harus tetap waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem, karena bahaya dari badai ini tidak hanya pada tingkat kerusakan fisik, tetapi juga membahayakan keselamatan umum.

Sebagai tambahan, respons pemerintah dan lembaga terkait dalam mengatasi dampak badai secara cepat dan efektif juga perlu diperhatikan. Pembangunan infrastuktur yang tahan badai perlu menjadi prioritas utama, serta sistem peringatan dini dan evakuasi yang lebih efisien guna melindungi penduduk dari dampak bencana alam tersebut.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved