Badai Helene Tutup Tambang Kuarsa, Produksi Cip Global Terganggu
Tanggal: 4 Okt 2024 11:01 wib.
Badai Helene telah menimbulkan kerusakan yang parah di Carolina Utara, mengakibatkan ratusan kematian dan ribuan orang terdampar. Rumah-rumah, bisnis, serta tanaman hanyut tersapu oleh badai ini. Selain itu, bencana alam ini juga memutus aliran listrik dan air, mengakibatkan kondisi yang sangat sulit bagi masyarakat setempat.
Dampak buruk badai ini tidak hanya dirasakan oleh penduduk setempat, tapi juga meluas ke sektor industri global. Badai ini menutup dua tambang di Carolina Utara yang menghasilkan sekitar empat perlima kuarsa berkualitas tinggi di dunia. Kuarsa ini adalah bahan baku yang sangat penting dalam produksi semikonduktor.
Rantai pasokan global industri cip sangat rentan terhadap insiden seperti penutupan dua tambang kuarsa di Carolina Utara. Hal ini menggarisbawahi betapa pentingnya setiap elemen kecil dalam rantai pasokan global dan bagaimana kerentanan tersembunyi dapat mengganggu produksi global.
Penutupan tambang yang dioperasikan oleh SCR-Sibelco NV dan Quartz Corp memiliki dampak besar pada produksi cip. Kuarsa digunakan dalam produksi semikonduktor dan panel surya. Kuarsa memiliki peran penting dalam pembuatan cawan lebur tempat silikon dipanaskan, dilebur, dan dibentuk menjadi struktur kristal tunggal yang menjadi bahan dasar untuk produksi semikonduktor.
Kuarsa digunakan dalam metode Czochralski, yang merupakan metode utama dalam pembuatan silikon yang ideal untuk produksi semikonduktor. Kuarsa yang berasal dari tambang Spruce Pine di Carolina Utara merupakan salah satu yang paling murni di dunia. Kuarsa tersebut terbentuk ratusan juta tahun lalu dalam kondisi yang khas yang mengandung sedikit air, menjadikannya sangat istimewa.
Kemurnian kuarsa Spruce Pine sangat penting untuk memastikan kualitas silikon yang dihasilkan. Hal ini menjadikannya bagian penting dari rantai pasokan semikonduktor global. Penutupan tambang ini akan berdampak pada industri cip, terutama tergantung pada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuka kembali tambang tersebut dan jalur transportasi yang menghubungkannya dengan dunia luar.
Pembuat cip besar seperti Samsung Electronics Co, Infineon Technologies AG, SK Hynix Inc, dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) telah menyatakan bahwa mereka tidak mengantisipasi dampak yang signifikan terhadap operasi mereka untuk saat ini. Namun, dampak penutupan tambang ini akan lebih dirasakan oleh pembuat wafer silikon, seperti Shin-Etsu Chemical Co, Sumco Corp, dan GlobalWafers Co, yang memasok ke perusahaan-perusahaan besar seperti TSMC.
Beberapa dari perusahaan ini memiliki persediaan berbulan-bulan, namun jika situasi penutupan tambang ini berlarut-larut, mereka bisa bergerak lebih cepat untuk mendiversifikasi sumber kuarsa mereka, sehingga menguntungkan saingan Sibelco dan Quartz Corp.
Industri cip telah belajar dari pengalaman pandemi virus corona tentang bahaya hambatan dalam rantai pasokan mereka. Ketika kekurangan tenaga kerja dan kesalahan penilaian atas tingkat permintaan menciptakan penumpukan yang besar, industri ini masih berada di bawah tekanan.
Beberapa alternatif untuk kuarsa Spruce Pine diproduksi oleh pemasok India dan China, namun kemurnian kuarsa dari tambang Spruce Pine masih sulit untuk ditandingi. Kuarsa dengan kemurnian tinggi merupakan komponen kecil dalam produksi cip, namun peningkatan biaya produksi dapat mengganggu produksi dalam jangka pendek.
Penutupan tambang ini telah menunjukkan betapa rapuhnya rantai pasokan global, dan industri cip harus menemukan strategi cadangan untuk menghadapi kondisi darurat seperti ini agar impaknya tidak terlalu besar terhadap produksi global. Dalam menghadapi tantangan lingkungan dan bencana alam, keberlanjutan rantai pasokan dapat menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas produksi global.