Australia, Inggris, Malaysia, Selandia Baru, Dan Singapura Gelar Latihan Militer Melibatkan Pesawat Tanpa Awak
Tanggal: 7 Jun 2024 20:20 wib.
Australia, Inggris, Malaysia, Selandia Baru, dan Singapura telah setuju untuk melaksanakan latihan militer yang lebih kompleks tahun ini yang melibatkan teknologi canggih seperti drone dan pesawat tempur generasi kelima, yang diumumkan selama Dialog Shangri-La di Singapura.
Deputi Perdana Menteri Australia, Richard Marles, menekankan bahwa latihan Bersama Lima yang akan datang akan menampilkan F-35 Joint Strike Fighters Australia untuk pertama kalinya.
Selandia Baru akan mendeploy pesawat P-8 Poseidon ke Singapura, yang merupakan area penting untuk pemantauan kapal selam.
Meskipun aktivitas militer meningkat, FPDA menekankan bahwa latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama di antara anggota, bukan untuk secara khusus menargetkan Tiongkok.
Australia, Inggris, Malaysia, Selandia Baru, dan Singapura telah memutuskan untuk meningkatkan kerja sama militer di kawasan dengan melaksanakan latihan militer yang lebih kompleks. Salah satunya adalah melibatkan teknologi canggih seperti drone dan pesawat tempur generasi kelima. Keputusan ini diumumkan dalam Dialog Shangri-La di Singapura.
Deputi Perdana Menteri Australia, Richard Marles, menyoroti bahwa latihan Bersama Lima yang akan datang akan melibatkan F-35 Joint Strike Fighters Australia untuk pertama kalinya. Hal ini menunjukkan komitmen Australia dalam meningkatkan kesiapan dan kerja sama militer regional.
Selain itu, Selandia Baru juga turut berkontribusi dengan mendeploy pesawat P-8 Poseidon ke Singapura. Hal ini penting karena Singapura merupakan area strategis untuk pemantauan kapal selam di kawasan tersebut. Dengan demikian, kolaborasi militer antar negara anggota semakin meningkat.
Meskipun aktivitas militer meningkat, FPDA menegaskan bahwa latihan ini dirancang untuk meningkatkan kerja sama di antara anggota-anggotanya. Tidak ada niat spesifik untuk menargetkan Tiongkok dalam latihan ini.
Latihan militer antar negara-negara ini menunjukkan komitmen untuk memastikan keamanan dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Dengan meningkatnya kerja sama militer dan penggunaan teknologi canggih, diharapkan kesiapan bertahan dari ancaman keamanan regional juga semakin ditingkatkan.