ASEAN+3 Harus Waspada terhadap Tiga Bahaya Ini
Tanggal: 11 Okt 2024 05:20 wib.
ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) telah memberikan rekomendasi kebijakan kepada negara-negara ASEAN+3, termasuk Indonesia, untuk mewaspadai kenaikan inflasi, ketegangan geopolitik, dan perlambatan pertumbuhan global. Hal ini terungkap dalam Laporan Stabilitas Keuangan ASEAN+3 (AFSR 2024) yang baru saja dirilis oleh AMRO pada hari Kamis (10/10/2024).
Kepala Ekonom AMRO, Hoe Ee Khor, mengungkapkan bahwa meskipun risiko terhadap stabilitas keuangan di ASEAN+3 pada tahun ini terlihat lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, masih terdapat sederet risiko yang perlu diwaspadai.
Iklim pertumbuhan yang kuat dan disinflasi memberikan peluang bagi para pembuat kebijakan regional untuk mengurangi utang, membangun kembali ruang kebijakan, dan memperkuat kapasitas fiskal untuk mengelola potensi guncangan dengan lebih baik.
Khor menyoroti perlunya mewaspadai efek rambatan dari perekonomian global terhadap pasar keuangan masing-masing negara, disebabkan oleh situasi geopolitik di Timur Tengah yang masih rapuh dan ketidakpastian hasil pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).
Meskipun Bank Sentral AS telah menurunkan suku bunganya dan menyebabkan pelonggaran kebijakan moneter, namun ketidakpastian seputar inflasi dan prospek pertumbuhan masih tetap ada.
Selain itu, Khor menilai negara-negara ASEAN+3 perlu mengantisipasi kemungkinan gagal bayar pada perusahaan sektor real estat karena kondisi kredit yang ketat akibat pasar yang buruk. Sebagai akibat dari penurunan kinerja sektor ini pasca pandemi COVID-19, upaya untuk mengatasi risiko dan tantangan jangka pendek dan jangka panjang terhadap stabilitas keuangan ASEAN+3 menjadi semakin penting.
Menanggapi hal ini, Khor menyampaikan bahwa kesehatan lembaga keuangan yang memiliki eksposur signifikan kepada sektor real estat di kawasan ASEAN+3 juga perlu diperhatikan, terutama bagi bank-bank kecil dan lembaga keuangan non-bank. Untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam jangka menengah dan panjang, negara-negara ASEAN+3 perlu memperkuat fundamental ekonomi dan keuangan.
AMRO juga merekomendasikan agar lintas mata uang harus menjadi prioritas utama dalam upaya meningkatkan ketahanan ekonomi dan keuangan. Ketergantungan yang tinggi pada dolar AS untuk aktivitas keuangan lintas batas di kawasan ini menimbulkan potensi kekurangan pendanaan dalam dolar AS, yang dapat mengganggu kestabilan pasar keuangan dan perantara, serta transmisi guncangan global melalui dolar AS, terutama selama periode pengetatan moneter atau ketegangan geopolitik.
Dalam menghadapi bahaya-bahaya ini, negara-negara ASEAN+3 perlu bersatu dan berjuang untuk mencapai ketahanan dan stabilitas. Selain itu, upaya kolaboratif yang kuat diperlukan untuk memastikan agar kebijakan yang diambil dapat mengurangi risiko yang mungkin timbul, mengatasi tantangan, dan memperkuat fondasi ekonomi dan keuangan di kawasan ASEAN+3.