AS Sebut Israel Tak Berniat Akhiri Perang di Gaza, Kritik Keras Netanyahu
Tanggal: 13 Mei 2025 22:43 wib.
Tampang.com | Utusan Khusus Presiden AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, mengungkapkan bahwa Israel tidak berniat mengakhiri perang di Gaza. Pernyataan tersebut disampaikan Witkoff setelah bertemu dengan keluarga orang Israel yang disandera oleh Hamas. Pertemuan ini disiarkan oleh Channel 12, meskipun saluran televisi tersebut tidak mencantumkan waktu atau lokasi pertemuan tersebut.
Israel Perpanjang Perang di Gaza
Witkoff menegaskan bahwa Israel sengaja memperpanjang konflik di Jalur Gaza meskipun ada peluang untuk mencapai gencatan senjata. Menurutnya, langkah pertama yang seharusnya diambil adalah menyelesaikan masalah penyanderaan dengan cara negosiasi dan kesepakatan gencatan senjata. "Kami ingin membawa pulang para sandera, tetapi Israel tidak siap untuk mengakhiri perang," ujar Witkoff dalam pernyataannya yang dilansir Anadolu Agency pada Senin (12/5/2025).
Kritikan Terhadap Netanyahu
Selain itu, Witkoff juga mengkritik cara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menangani perang ini. "Pemerintah Israel memperpanjang perang, meskipun kami tidak melihat kemajuan lebih lanjut yang dapat dicapai," jelasnya. Witkoff berharap Israel dan mediator internasional bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mengakhiri konflik ini dan memulangkan para sandera.
Pernyataan ini muncul di tengah upaya Hamas yang pada Minggu (11/5/2025) mengumumkan rencana untuk membebaskan tentara Israel-Amerika, Alexander Idan, setelah pembicaraan dengan pemerintah AS terkait upaya gencatan senjata di Gaza.
Kunjungan Presiden Trump ke Timur Tengah
Pernyataan Witkoff juga datang menjelang kunjungan Presiden AS, Donald Trump, ke Timur Tengah. Rencananya, Trump akan mengunjungi Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab mulai Selasa (13/5/2025) hingga Jumat (16/5/2025). Sayangnya, rencana perjalanan tersebut tidak mencakup kunjungan ke Israel, yang menambah ketegangan antara Trump dan Netanyahu. Beberapa laporan juga menyebutkan bahwa pemerintahan Trump mempertimbangkan untuk mengambil langkah-langkah independen terkait kebijakan Timur Tengah tanpa bergantung pada Netanyahu.
Keprihatinan Internasional Terhadap Kondisi di Gaza
Di Gaza, situasi semakin memburuk dengan lebih dari 52.800 warga Palestina tewas akibat serangan brutal Israel sejak Oktober 2023. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak. Dalam laporan-laporan terbaru, kelompok hak asasi manusia mengungkapkan adanya penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis yang meluas di penjara-penjara Israel, menyebabkan banyak kematian.
Selain itu, Israel telah memblokir bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza sejak 2 Maret, yang berakibat pada kelaparan parah yang dialami oleh 2,4 juta penduduk Gaza. Organisasi internasional dan negara-negara terkait terus mendesak Israel untuk membuka akses bantuan kemanusiaan untuk meringankan penderitaan warga Gaza.