Sumber foto: iStock

AS Mendalami Kemungkinan Peretasan oleh China terhadap Perusahaan Telekomunikasi Amerika

Tanggal: 8 Okt 2024 22:29 wib.
Amerika Serikat (AS) tengah melakukan penyelidikan awal terhadap dugaan peretasan yang dilakukan oleh pihak China terhadap perusahaan telekomunikasi AS, demikian yang disampaikan oleh seorang pejabat intelijen tinggi. Para pejabat pemerintah AS sedang bekerja sama dengan badan-badan keamanan dan beberapa perusahaan terkait untuk melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap kasus-kasus ini. Namun, pada saat ini belum memungkinkan untuk melakukan pembicaraan secara spesifik terkait perusahaan-perusahaan yang menjadi target dari peretasan tersebut.

Menurut Direktur Badan Keamanan Nasional (NSA), Jenderal Timothy Haugh, pihak NSA bersama dengan badan-badan pemerintah lainnya dan beberapa perusahaan akan melakukan penyelidikan yang mendalam terkait kasus ini. Namun, saat ini masih terlalu dini untuk membicarakan perusahaan-perusahaan tertentu yang diketahui menjadi sasaran peretasan oleh pihak China.

Dugaan dari pejabat intelijen AS menunjukkan bahwa kelompok peretas China yang dikenal dengan sebutan Salt Typhoon oleh Microsoft Corp diduga telah berhasil masuk ke dalam sistem telekomunikasi AS selama beberapa bulan dan menemukan akses untuk melakukan penyadapan yang disetujui oleh pengadilan. Peretasan semacam ini dianggap sebagai pelanggaran keamanan yang serius. Seorang sumber yang memiliki pengetahuan mendalam terkait pandangan pejabat intelijen AS menyatakan bahwa adanya akses peretasan ke sistem telekomunikasi AS oleh pihak China merupakan tindakan yang amat mengkhawatirkan.

Sebelumnya, laporan dari The Wall Street Journal menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan telekomunikasi besar seperti AT&T, Verizon, dan Lumen Technologies termasuk di antara yang menjadi sasaran dalam kampanye peretasan ini. Dugaan yang muncul adalah bahwa peretasan China telah berhasil mengakses informasi dari sistem yang digunakan oleh pemerintah federal AS untuk keperluan penyadapan yang sah. 

Namun, Liu Pengyu selaku juru bicara Kedutaan Besar China di Washington menegaskan bahwa pihak China dengan tegas menentang dan aktif memerangi serangan serta pencurian dalam dunia maya. Pengyu juga menolak tuduhan dari pihak AS terkait peretasan yang dilakukan oleh pihak China, serta meminta agar pihak AS dapat menyediakan bukti yang lebih jelas terkait tuduhan mereka. Sementara itu, AT&T dan Lumen menolak untuk memberikan komentar terkait dugaan peretasan yang dilakukan oleh pihak China. Sedangkan pihak Verizon tidak memberikan tanggapan terkait permintaan untuk berkomentar.

Sejak tahun 2022, NSA telah mengingatkan bahwa infrastruktur telekomunikasi AS rentan terhadap serangan peretasan yang dilakukan oleh pihak China. Jenderal Haugh menyampaikan peringatan bahwa peretas China sedang berupaya untuk mendapatkan akses awal ke dalam organisasi telekomunikasi dan penyedia layanan jaringan, terutama melalui ketidakamanan pada perangkat seperti beberapa router dari Cisco Systems Inc. Selain itu, pihak peretas juga mencari target yang signifikan untuk disusupi.

Haugh, yang juga merupakan jenderal Angkatan Udara bintang empat sekaligus memimpin Komando Siber AS sejak Februari, menggambarkan China sebagai "ancaman paling menakutkan" dalam dunia maya bagi AS. Pejabat siber AS telah memberikan peringatan sejak tahun sebelumnya bahwa peretas China telah berhasil menyusup ke infrastruktur vital di seluruh negeri. 

Tidak hanya itu, para pejabat juga menyimpulkan bahwa tujuan dari peretasan tersebut adalah untuk menunggu momen yang tepat guna mengganggu layanan-layanan penting seperti pasokan listrik dan air selama krisis di masa depan, yang kemudian akan menghambat respons militer AS.

Walaupun pihak AS telah meminta bantuan dari berbagai perusahaan untuk mengungkap kasus-kasus peretasan yang terjadi, namun pada awal tahun ini, pihak pemerintah menyatakan bahwa hingga saat ini mereka baru berhasil mengungkap sebagian kecil dari masalah peretasan ini. "Infrastruktur penting terus-menerus berada di bawah serangan," kata Harry Coker, direktur siber nasional AS, dalam sebuah pertemuan dengan peserta konferensi di Sea Island.

Dari rangkaian peristiwa ini, terungkap bahwa peretasan yang dilakukan oleh pihak China terhadap perusahaan telekomunikasi AS merupakan ancaman yang nyata dan serius bagi keamanan siber negara tersebut. 

Penyelidikan yang dilakukan saat ini merupakan langkah awal yang penting dalam upaya pencegahan dan perlindungan terhadap infrastruktur dan data-data sensitif yang dimiliki oleh perusahaan telekomunikasi AS. Para pihak terkait, baik pemerintah maupun perusahaan, harus bekerja sama secara intensif guna mengidentifikasi, mengatasi, dan mencegah ancaman-ancaman serius ini agar keamanan dan kestabilan dunia maya di AS dapat dijaga dengan baik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved