AS Kembali Menggelontorkan Dana Demi Menghambat Perkembangan Industri Chip China
Tanggal: 27 Jun 2024 19:16 wib.
Amerika Serikat (AS) kembali menggelontorkan dana untuk menjegal perkembangan industri chip China. Pemasok manufaktur chip asal AS, Entegris, mengumumkan kesepakatan pendanaan hingga US$75 juta (Rp1,2 triliun) dengan pemerintahan Biden. Dana tersebut direncanakan untuk pengembangan fasilitas baru Entegris di Colorado Springs, Colorado.
Menurut pernyataan Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, tujuan pendanaan ini adalah untuk membawa teknologi dan pabrik chip terdepan ke Amerika Serikat. Hal ini juga bertujuan untuk memperkuat pemasok yang mendukung manufaktur terdepan. Pengumuman ini merupakan inisiatif terbaru dari program hibah Chips and Science, sejalan dengan upaya AS untuk memperluas produksi chip dalam negeri dan menarik investasi yang mungkin digunakan untuk membangun pabrik di China dan kawasan sekitarnya.
Program ini melibatkan perusahaan seperti Samsung dari Korea Selatan, Intel yang berbasis di AS, dan TSMC Taiwan. Kongres AS pada 2022 juga menyetujui Undang-Undang Chips dan Sains yang bertujuan untuk meningkatkan produksi semikonduktor domestik dengan subsidi penelitian dan manufaktur sebesar $52,7 miliar. Selain itu, anggota parlemen juga menyetujui otoritas pinjaman pemerintah senilai US$75 miliar.
Menurut Departemen Perdagangan AS, tahap pertama proyek Entegris akan fokus pada produksi membran filter cair dan Front Opening Unified Pods (FOUPS), wadah khusus yang digunakan untuk mengamankan wafer semikonduktor selama proses manufaktur. Perusahaan chip terkemuka seperti Intel, TSMC, Micron, dan GlobalFoundries merupakan pelanggan FOUP. Sementara itu, fase kedua proyek ini akan mendukung produksi filter, pembersih, dan solusi penanganan cairan.
Penting untuk dicatat bahwa produsen chip China yang terkena sanksi, seperti SMIC, juga merupakan pelanggan penting bagi Entegris. Pada Februari lalu, Departemen Perdagangan AS telah menghentikan pengiriman bahan pembuatan chip senilai jutaan dolar dan suku cadang dari Entegris ke fasilitas SMIC, setelah SMIC memproduksi chip canggih untuk ponsel Huawei.
Dengan adanya langkah ini, AS terus berupaya untuk mempertahankan keunggulan teknologi chip-nya, serta mempengaruhi industri chip global dengan membatasi akses China ke teknologi dan sumber daya terkait. Upaya ini tidak hanya merupakan bagian dari persaingan ekonomi antara AS dan China, tetapi juga berpotensi memengaruhi kestabilan pasar dan rantai pasok global dalam jangka panjang.
Hal ini menunjukkan bahwa persaingan dalam industri teknologi, terutama di sektor semikonduktor, semakin intens. AS sebagai pemain utama dalam industri ini terus berupaya untuk mempertahankan dominasinya dengan berbagai strategi, termasuk pendanaan yang lebih besar untuk penguatan infrastruktur dan pembatasan akses China terhadap teknologi terkini.
Pendanaan dari pemerintahan Biden ke Entegris juga dapat memberikan dampak yang signifikan bagi industri chip AS, baik dalam hal inovasi maupun ketahanan pasokan global. Di masa depan, akan menarik untuk melihat bagaimana langkah-langkah ini akan berdampak pada industri teknologi global secara keseluruhan.
Sebagai langkah lanjutan, AS dapat terus meningkatkan kerjasama dengan negara-negara lain yang memiliki kepentingan serupa dalam membatasi pengaruh China dalam industri semikonduktor. Dengan cara ini, AS dapat memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam industri teknologi, sementara China juga tetap berusaha untuk mengembangkan industri chipnya sendiri layaknya pemain utama dalam pasar global.