AS Kecam Myanmar, Konflik Rohingnya Dianggap Pembataian Etnis

Tanggal: 26 Nov 2017 20:13 wib.
Pemerintah Amerika Serikat menyebut militer Myanmar melakukan kejahatan mengerikan terhadap warga muslim Rohingya di Rakhine, yang menurut mereka sama dengan pembataian etnis.

Ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Rex Tillerson yang berkunjung ke Myanmar pekan lalu. Ini merupakan pernyataan paling keras yang dikeluarkan AS mengenai operasi militer Myanmar terhadap warga Rohingya di Rakhine.

Operasi militer tersebut disebut telah memicu krisis pengungsi dan menuai kemarahan global.

"Setelah analisis yang cermat dan mendalam atas fakta-fakta yang ada, jelas bahwa situasi di negara bagian Rakhine merupakan pembersihan etnis terhadap Rohingya. Tak ada provokasi apapun yang bisa membenarkan kejahatan mengerikan yang telah terjadi," kata Tillerson dalam sebuah statemen seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (23/11/2017).

Kini, lebih dari 600 ribu warga Rohingya kabur ke Bangladesh sejak operasi militer Myanmar dimulai di Rakhine pada akhir Agustus lalu.

Sementara itu, militer Myanmar bersikeras bahwa pihaknya hanya menargetkan para militan Rohingya dalam operasinya. Namun nyatanya para pengungsi Rohingya di kamp-kamp Bangladesh memberikan kesaksian yang berbeda. Para pengungsi membeberkan pemerkosaan massal, pembakaran rumah-rumah warga dan pembunuhan oleh pasukan Myanmar dan gerombolan warga Buddha.

"Kekerasan oleh sebagian orang di militer Myanmar, pasukan keamanan, dan kelompok masyarakat lokal telah menimbulkan penderitaan yang luar biasa dan memaksa ratusan ribu pria, wanita dan anak-anak meninggalkan rumah mereka," lanjut Tillerson.

Selanjutnya, Tillerson menyeru pemerintah Myanmar untuk menerima tim penyelidikan independen atas tuduhan kejahatan tersebut dan mengadili para pelakunya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved