Sumber foto: website

AS Frustasi Militer Israel Bombardir Gaza Terus Menerus Tanpa Ampun

Tanggal: 17 Sep 2024 19:39 wib.
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Linda Thomas-Greenfield telah menyampaikan rasa frustasinya terhadap serangan Israel yang terus membombardir Gaza. Serangan ini dinilai berlebihan dan jauh dari harapan terjadinya gencatan senjata.

Pernyataan tersebut disampaikan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, di mana Thomas-Greenfield menuduh militer Israel menyerang sekolah-sekolah, pekerja kemanusiaan, dan warga sipil di Gaza. Hal ini menyebabkan meningkatnya rasa frustrasi Amerika terhadap sekutu dekatnya itu saat perang mendekati peringatan ulang tahun pertamanya.

Israel telah berulang kali mengklaim bahwa mereka menargetkan pejuang Hamas, yang sering bersembunyi di antara warga sipil dan menggunakan mereka sebagai tameng manusia, sebagai balasan atas serangan 7 Oktober di Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan memicu perang di Gaza.

Saat ini, AS menekankan perlunya Israel untuk memfasilitasi operasi kemanusiaan di wilayah Palestina dan melindungi pekerja kemanusiaan serta fasilitas seperti tempat penampungan UNRWA. Thomas-Greenfield juga menegaskan kembali "kemarahan" AS atas kematian aktivis Turki-Amerika Aysenur Eygi, yang ditembak dan tewas selama protes di Tepi Barat minggu lalu.

Selain itu, Thomas-Greenfield menyatakan harapannya agar para pemimpin militer Israel menerapkan "perubahan mendasar" dalam operasi mereka, termasuk aturan keterlibatan dan prosedur untuk memastikan bahwa operasi militer tidak bertentangan dengan kegiatan kemanusiaan dan tidak menargetkan sekolah serta fasilitas sipil lainnya.

Meskipun demikian, dia mengakui bahwa Hamas juga bersembunyi di lokasi sipil, yang menimbulkan ancaman berkelanjutan. Bahkan dalam beberapa kasus, Hamas telah mengambil alih atau ‘memanfaatkan’ lokasi sipil tersebut. Hal ini menegaskan urgensi mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza.

Pada saat yang sama, banyak anggota dewan PBB mengutip serangan Israel minggu lalu terhadap bekas sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan warga sipil yang dikelola oleh badan PBB yang membantu pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA. Enam staf UNRWA termasuk di antara sedikitnya 18 orang yang tewas, termasuk wanita dan anak-anak.

Dalam upaya mencapai gencatan senjata, AS bekerja sama dengan sesama mediator Mesir dan Qatar untuk mencoba membuat kedua belah pihak setuju bahwa sudah cukup, namun ini pada akhirnya adalah masalah kemauan politik dan kompromi yang sulit.

Serangan terus menerus yang dilakukan oleh militer Israel terhadap Gaza telah menimbulkan keprihatinan internasional, khususnya bagi Amerika Serikat. Dalam situasi konflik yang semakin rumit, perlu adanya solusi yang melindungi warga sipil dan fasilitas kemanusiaan. Israel pun diharapkan untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional, yang juga telah diatur dalam Konvensi Jenewa.

Ketegangan antara Israel dan Palestina telah bergulir selama puluhan tahun, dan terus menjadi isu yang sulit untuk diselesaikan. Namun, upaya-upaya diplomasi dan mediasi internasional perlu terus dilakukan untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan bagi kedua belah pihak.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved