AS-Arab Saudi Akan Perkuat Kerja Sama di Tengah Agresi Israel
Tanggal: 5 Jun 2024 05:09 wib.
Juru bicara Washington untuk Arab Saudi, Michael Ratney, telah mengungkapkan bahwa Amerika Serikat dan Arab Saudi akan menjajaki kerja sama lebih lanjut di tengah agresi Israel terhadap Palestina. Ratney menyatakan bahwa paket perjanjian yang akan ditindaklanjuti tersebut merupakan suatu hal yang benar-benar bersejarah.
Menurutnya, keseluruhan perjanjian ini memiliki potensi untuk membuka jalan menuju perdamaian di Palestina. Ratney juga menyoroti bahwa kerja sama antara kedua negara ini bisa menjadi awal dari terciptanya perdamaian yang berkelanjutan di kawasan tersebut.
Sementara itu, muncul harapan bahwa Palestina juga akan memainkan peran penting dalam usaha memperkuat kerjasama tersebut. Ratney menjelaskan bahwa Arab Saudi telah menegaskan pentingnya peran Palestina dalam kerja sama tersebut, sementara AS juga berharap adanya langkah positif yang dapat mengarah pada kemerdekaan Palestina sebagai sebuah negara yang berdaulat.
Sebelumnya, Arab Saudi telah merencanakan untuk menjalin kerja sama dengan AS. Namun, rencana tersebut terhenti akibat adanya agresi yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza, Palestina. Perjanjian tersebut pun terhenti, dan membuat negosiasi antara kedua negara mandeg.
Kerja sama antara Arab Saudi dan Amerika Serikat ini disebut-sebut sebagai salah satu upaya AS untuk melanjutkan perbincangan normalisasi hubungan antara Saudi dan Israel. Namun, pemerintah Riyadh tetap menegaskan bahwa kemerdekaan Palestina tetap menjadi kunci dari segala perjanjian yang akan dilakukan. Hal ini dikarenakan, pihak Saudi menginginkan adanya gencatan senjata serta kemerdekaan bagi Palestina.
Saat ini, Pemerintah AS sedang aktif berupaya untuk memberikan proposal gencatan senjata kepada Israel dan Hamas, dengan harapan menyediakan solusi atas konflik yang berkepanjangan di wilayah tersebut. Usaha tersebut juga menjadi bukti keseriusan AS dalam mendorong terwujudnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Selain itu, pemerintahan Joe Biden juga berencana untuk mencabut larangan penjualan senjata ke Arab Saudi dalam beberapa minggu ke depan. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah. Ratney juga menyatakan bahwa ia melihat peluang besar terkait perjanjian AS-Arab Saudi, yang diyakini akan menjadi suatu perjanjian formal yang bertahan lama, tidak hanya terkait dengan satu pemerintahan tetapi melibatkan kedua negara secara keseluruhan.
Ratney juga menambahkan bahwa perjanjian tersebut memiliki potensi untuk memperkuat kemitraan keamanan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi, meningkatkan hubungan ekonomi, serta membawa Israel dan Arab Saudi ke dalam suatu kawasan yang sama. Selain itu, perjanjian ini juga diharapkan dapat membawa manfaat dan keuntungan bagi Palestina sebagai langkah awal menuju kemerdekaan negara tersebut.
Dari perkembangan tersebut, terlihat bahwa AS-Arab Saudi sedang berupaya untuk memperkuat kerja sama di tengah agresi Israel terhadap Palestina. Hal ini menjadi sebuah langkah yang strategis dalam menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan Timur Tengah. Diharapkan, kerja sama ini dapat menjadi landasan yang kokoh bagi terciptanya solusi yang berkelanjutan untuk konflik di wilayah tersebut. Selain itu, upaya untuk memperjelas peran Palestina dalam kerja sama ini juga menjadi sebuah titik terang dalam usaha mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan di Timur Tengah.