Argentina Terperosok ke Dalam Jurang Resesi
Tanggal: 26 Jun 2024 16:16 wib.
Argentina telah mengalami kemerosotan ekonomi yang signifikan pada kuartal pertama tahun ini. Langkah-langkah pemotongan anggaran belanja besar-besaran yang diambil oleh Presiden Argentina Javier Milei telah berdampak pada penurunan konsumsi dan aktivitas ekonomi masyarakat. Dampaknya terlihat dari menyusutnya Produk Domestik Bruto (PDB) negara sebesar 2,6 persen pada kuartal I-2024, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, menandakan kontraksi ekonomi Argentina kuartal-ke-kuartal kedua berturut-turut.
Hal ini menjadi periode penuh pertama di bawah kepemimpinan Milei yang mulai menjabat pada Desember, dimana pemotongan anggaran belanja yang diusungnya berdampak pada peningkatan tingkat pengangguran. Data yang dirilis oleh Badan Statistik Resmi INDEC menunjukkan bahwa tingkat pengangguran naik menjadi 7,7 persen di kuartal I-2024, naik dari 5,7 persen pada kuartal sebelumnya. Artinya, ada sekitar 300 ribu orang yang baru menganggur sejak akhir tahun lalu.
Argentina juga menghadapi masalah inflasi tiga digit dan resesi yang berdampak pada konsumen, terutama pada penurunan penjualan produk, seperti daging sapi. Sementara itu, terhentinya proyek-proyek infrastruktur negara akibat pemotongan anggaran belanja Milei juga berimbas pada hilangnya pekerjaan di sektor konstruksi.
Milei, yang merupakan seorang ekonom dan mantan pengamat, mengemukakan pandangannya bahwa kebijakan fiskal yang ketat diperlukan untuk menata kembali keuangan negara. Ia ingin mencapai defisit fiskal nol, yang telah menjadi salah satu poin utama dalam kampanyenya sebelum menjabat sebagai presiden. Selama ini, defisit fiskal menyebabkan gagal bayar utang negara secara teratur dan merusak reputasi Argentina di mata para investor global.
Meskipun fokus Milei pada surplus fiskal telah memberi hasil positif bagi pasar, obligasi dan ekuitas negara itu telah mengalami reli yang kuat, ekonomi Argentina telah terpukul dengan meningkatnya kemiskinan dan jumlah tunawisma. Namun, ia meyakini bahwa kebijakan fiskal yang ketat diperlukan agar ekonomi bisa mulai berbalik.
Data INDEC menunjukkan bahwa ekonomi Argentina merosot sebesar 5,1 persen pada kuartal pertama, sesuai dengan perkiraan analis yang memperkirakan kontraksi ekonomi sebesar 5,25 persen. Terdapat penurunan signifikan pada konsumsi swasta sebesar 6,7 persen secara tahunan pada kuartal ini, sementara konsumsi publik juga mengalami penurunan sebesar 5 persen. Selain itu, angka impor negara juga mengalami penurunan sebesar 20,1 persen, sementara angka ekspor malah meningkat sebesar 26,1 persen.