Argentina dan Papua Nugini Menolak Palestina Jadi Anggota PBB
Tanggal: 12 Mei 2024 14:36 wib.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada Jumat (10/5) menggelar pemungutan suara untuk menentukan resolusi terkait keanggotaan penuh Palestina di PBB. Palestina telah lama berupaya mendapatkan pengakuan internasional dengan menjadi anggota penuh PBB.
Dalam pemungutan suara tersebut, sebanyak 143 negara menyatakan dukungan mereka terhadap Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB. Namun, terdapat sembilan negara, termasuk Israel dan Amerika Serikat (AS), yang menolak keanggotaan Palestina di PBB. Selain itu, terdapat juga 25 negara yang memilih untuk abstain dalam pemungutan suara tersebut.
Ada lima negara tambahan yang menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB, yaitu Argentina, Hongaria, Republik Ceko, Papua Nugini, Mikronesia, Nauru, dan Palau. Keputusan negara-negara ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan terkait keanggotaan Palestina di PBB.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyambut hasil pemungutan suara tersebut dengan gembira. Dia menyatakan bahwa dunia bersama rakyat Palestina, merespons hasil yang menunjukkan dukungan mayoritas negara.
Resolusi ini juga akan meminta Dewan Keamanan (DK) untuk mempertimbangkan kembali permintaan Palestina untuk menjadi anggota ke-194 PBB. Diharapkan, resolusi tersebut dapat memberikan "hak dan keistimewaan" baru kepada Palestina.
Sebelumnya, Amerika Serikat pernah memveto draf resolusi DK PBB terkait upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB. Draf resolusi ini diajukan oleh Aljazair. Keputusan tersebut menandakan sikap sebagian negara terhadap masalah kompleks di Timur Tengah, khususnya terkait konflik antara Palestina dan Israel.
Argentina dan Papua Nugini, sebagai negara yang menolak, memiliki pertimbangan masing-masing terkait keanggotaan penuh Palestina di PBB. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari pemerintah keduanya terkait penolakan tersebut, tetapi dapat diasumsikan bahwa mereka memiliki pertimbangan politik dan strategis yang menjadi dasar dari keputusan tersebut. Dalam hubungan internasional, keputusan-keputusan semacam ini dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap dinamika diplomasi antar negara.
Keikutsertaan Argentina dan Papua Nugini dalam menolak Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB juga dapat dipengaruhi oleh hubungan politik dan ekonomi yang mereka miliki dengan negara-negara yang terlibat dalam konflik Timur Tengah. Selain itu, keputusan ini juga dapat mencerminkan adanya keberpihakan terhadap pihak lain yang terlibat dalam konflik tersebut.
Dengan pemungutan suara ini, terkesan bahwa keanggotaan Palestina di PBB masih menjadi isu yang kontroversial di kancah kediplomasiaan internasional. Dapat dilihat bahwa upaya Palestina untuk mendapatkan pengakuan internasional masih dihadapkan pada berbagai tantangan dan perbedaan pendapat di antara negara-negara anggota PBB.
Namun demikian, hasil pemungutan suara tersebut menunjukkan adanya dorongan yang kuat dari sebagian besar negara anggota PBB untuk memberikan dukungan terhadap upaya Palestina. Diharapkan keikutsertaan Argentina dan Papua Nugini dalam menolak keanggotaan penuh Palestina di PBB tidak menghambat proses perdamaian dan upaya pendamaian di Timur Tengah.