Arca Buddha Kuno Terbuat dari Meteor Ditemukan
Tanggal: 25 Jul 2018 14:38 wib.
Patung Buddha berusia sekitar 1.000 tahun ditemukan tim ekspedisi Nazi Jerman pada 1938. Patung itu diyakini terbuat dari pecahan batu meteor, demikian analisis terbaru ilmuwan Universitas Stuttgart, Jerman.
Arca Buddha yang disebut Iron Man atau Manusia Besi itu baru-baru ini diteliti tim yang dipimpin Dr. Elmar Buchner dari Institute of Planetology Universitas Stuttgart. Manusia Besi yang memiliki berat 10 kilogram dan tinggi 24 cm itu menggambarkan Dewa Vaisravana yang dipercaya berasal dari ajaran Bon di Tibet sebelum kedatangan Buddha pada abad ke-11. Berdasarkan analisis geokimia oleh tim peneliti Jerman-Rusia, terungkap bahwa arca berharga itu terbuat dari ataxite, yaitu sejenis batuan meteor yang langka.
Arca itu merepresentasikan tradisi ajaran Buddha dan sebelum kedatangan Buddha yang digambarkan dengan patung Dewa Vaisravana, penguasa kerajaan Buddha di Jambhala, di utara Tibet.
Iron Man ditemukan pada 1938 dalam sebuah ekspedisi para peneliti Jerman yang dipimpin ahli zoologi terkenal Ernst Schafer. Tim peneliti yang dipimpin Buchner mulai menganalisis patung itu pada 2007 setelah pemiliknya mengizinkan mereka untuk mengambil potongan kecil dari patung itu. Dua tahun kemudian, tim peneliti itu diberi kesempatan untuk mengambil contoh yang lebih besar dari bagian dalam patung tersebut.
"Arca itu dipahat dari sebuah batu meteor Chinga yang jatuh di perbatasan antara Mongolia dan Siberia sekitar 15 ribu tahun lalu," kata Buchner. Ia mengatakan puing-puing meteor itu pertama ditemukan pada 1913 oleh para pencari emas.
Buchner memperkirakan batu meteor itu terinspirasi dari beragam kebudayaan kuno yang membentang dari wilayah Greenland sampai suku Aborigin di Australia. Bahkan batu hajar aswad di Ka’bah, Mekah, Arab Saudi, diyakini juga merupakan batu meteorit. Tim penelitian Buchnar percaya patung Manusia Besi itu berasal dari kebudayaan sekitar abad ke-11.