Sumber foto: google

Arab Saudi Mendukung Pengakuan Negara Palestina oleh Tiga Negara Eropa

Tanggal: 28 Mei 2024 07:53 wib.
Arab Saudi memberikan sambutan hangat terhadap keputusan dari Norwegia, Irlandia, dan Spanyol untuk mengakui negara Palestina pada hari Rabu, 22 Mei 2024. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi. Mereka menyebut langkah tersebut sebagai sesuatu yang "positif" dan mendorong negara-negara lain untuk mengikuti jejak mereka.

Keputusan ini menimbulkan reaksi yang tajam dari Israel. Norwegia, Irlandia, dan Spanyol telah mengumumkan bahwa pengakuan resmi untuk negara Palestina akan dilakukan pada tanggal 28 Mei. Hal ini membuat Israel merasa marah.

Langkah ini menjadi titik penting dalam perjuangan lama Palestina. Hal ini terjadi di tengah-tengah kemarahan internasional atas jumlah korban jiwa sipil dan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza setelah serangan yang dilakukan oleh Israel.

Arab Saudi menyerukan kepada negara-negara lain untuk mengikuti langkah dari ketiga negara Eropa tersebut. Mereka berharap adanya dukungan yang dapat membantu mewujudkan jalan menuju solusi yang berkelanjutan terkait masalah Palestina.

Saat ini, sekitar 140 negara telah mengakui negara Palestina. Namun demikian, belum ada negara besar di dunia yang melakukannya. Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga mengajak anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang belum mengakui negara Palestina untuk segera melakukannya demi tercapainya perdamaian yang permanen dan adil.

Pada saat yang sama, Arab Saudi menegaskan bahwa mereka tidak akan melakukan normalisasi hubungan yang nyata dengan Israel tanpa adanya negara Palestina. Seorang pejabat senior di keluarga kerajaan Saudi bahkan menyatakannya bahwa pendirian sebuah negara Palestina merupakan kebutuhan Arab dan Islam. Menurutnya, jika hal itu ditinggalkan, maka kerajaan akan dianggap sebagai pengkhianat. Dia juga mengungkapkan bahwa saat ini, bola ada di tangan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Adanya pengumuman ini membuat AS terlibat. Penasihat Keamanan Nasional AS, Jack Sullivan, mengatakan bahwa Washington hampir mencapai kesepakatan dengan Arab Saudi terkait normalisasi hubungan antara Riyadh dan Tel Aviv. Namun, pernyataan dari pejabat Saudi menegaskan bahwa kesepakatan tersebut harus bergantung pada pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, selain perjanjian keamanan dengan Washington.

Pada sisi lain, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak pembentukan negara Palestina, sementara Presiden Isaac Herzog menganggap normalisasi dengan Arab Saudi sebagai langkah besar menuju perubahan yang radikal.

Dalam sebuah pertemuan antara Pangeran Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman Al Saud, dengan Sullivan, mereka membahas solusi dua negara yang memenuhi aspirasi dan hak-hak yang sah dari rakyat Palestina.

Permasalahan di Palestina semakin buruk. Lebih dari 35.600 warga Palestina telah tewas di Gaza, kebanyakan di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 79.600 lainnya terluka sejak Oktober 2023. Lebih dari tujuh bulan setelah perang di Gaza, sebagian besar wilayahnya hancur oleh blokade yang menghalangi pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan, yang menyebabkan "kelaparan buatan manusia."

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional dan diinstruksikan untuk memastikan pasukannya tidak melakukan tindakan genosida serta memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza.

Kesaksian dari berbagai pihak menunjukkan bahwa situasi kemanusiaan di Palestina semakin memburuk. Rakyat Palestina terus berjuang untuk mendapatkan hak mereka atas tanah air dan untuk hidup dalam kedamaian dan kebebasan.

Situasi ini juga memperlihatkan kompleksitas hubungan politik dan kepentingan di kawasan Timur Tengah. Arab Saudi, dengan posisinya yang berpengaruh, terus berupaya menekankan bahwa solusi terkait Palestina harus didasarkan pada keadilan dan hak asasi manusia. Dukungan dari negara-negara Eropa seperti Norwegia, Irlandia, dan Spanyol seharusnya menjadi dorongan bagi negara-negara lain untuk turut serta mengakui negara Palestina, sehingga proses perdamaian yang adil dapat segera tercapai.

Pendekatan yang saling mendukung antara berbagai negara akan sangat membantu menyelesaikan konflik di Palestina. Tindakan pengakuan negara Palestina oleh Norwegia, Irlandia, dan Spanyol dapat menjadi pijakan bagus untuk memperjuangkan perdamaian yang berkelanjutan dan untuk melindungi hak-hak rakyat Palestina. Semoga langkah-langkah ini juga dapat mendorong negara-negara lainnya untuk ikut serta dalam meningkatkan perdamaian di Timur Tengah. Dengan demikian, situasi kemanusiaan di wilayah tersebut dapat membaik, dan rakyat Palestina dapat hidup dalam damai dan keadilan yang mereka idamkan. Dukungan dari berbagai belahan dunia akan menjadi modal besar dalam mencapai tujuan tersebut.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved