Sumber foto: iStock

Angka Pernikahan di China Anjlok! Dampak Serius bagi Populasi dan Masa Depan Ekonomi

Tanggal: 12 Feb 2025 06:47 wib.
China mencatat angka pernikahan terendah dalam empat dekade terakhir pada tahun 2024. Kondisi ini memicu kekhawatiran serius terkait menurunnya angka kelahiran yang semakin parah, mengancam pertumbuhan populasi serta stabilitas sosial dan ekonomi negara tersebut.

Pernikahan di China Menurun Drastis

Berdasarkan laporan South China Morning Post (SCMP), hanya 6,10 juta pasangan yang menikah pada tahun 2024. Angka ini mengalami penurunan drastis sebesar 20,5 persen dibandingkan tahun 2023, sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Urusan Sipil China.

Di sisi lain, angka perceraian justru mengalami peningkatan sebesar 1,1 persen, dengan total 2,82 juta pasangan bercerai sepanjang 2024. Kondisi ini semakin memperburuk situasi demografi China yang sudah menghadapi banyak tantangan.

Dampak Terhadap Angka Kelahiran

Menurut He Yafu, seorang demografer independen dari Guangdong, turunnya angka pernikahan ini menjadi indikator kuat bahwa angka kelahiran akan terus merosot pada tahun 2025. Mengingat sebagian besar kelahiran di China terjadi dalam pernikahan, semakin sedikit pasangan yang menikah berarti semakin rendah pula angka kelahiran di tahun-tahun mendatang.

Krisis demografi ini juga diperburuk oleh beberapa faktor lain, di antaranya:


Menurunnya jumlah wanita usia subur, akibat kebijakan satu anak di masa lalu.
Banyak anak muda yang memilih menunda pernikahan karena faktor ekonomi dan sosial.
Tingginya biaya hidup dan pendidikan anak, yang membuat banyak pasangan berpikir ulang sebelum memiliki anak.


Pemerintah Berupaya Mengatasi Krisis Demografi

Menyadari ancaman ini, pemerintah China telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong angka kelahiran. Namun, meskipun ada kebijakan insentif untuk keluarga, banyak pasangan yang tetap enggan untuk menikah dan memiliki anak.

Namun, tahun 2024 mencatat sedikit peningkatan dalam angka kelahiran, yang merupakan kenaikan pertama sejak 2017. Sebanyak 9,54 juta bayi lahir di China, meningkat dari 9,02 juta pada tahun sebelumnya.

Para ahli mengaitkan kenaikan ini dengan Tahun Naga dalam zodiak China, yang dianggap sebagai tahun keberuntungan untuk kelahiran. Banyak keluarga memilih untuk memiliki anak pada tahun ini dengan harapan membawa keberuntungan bagi sang bayi.

Prediksi Masa Depan: Akankah Angka Kelahiran Kembali Turun?

Meskipun ada peningkatan kecil dalam angka kelahiran, para demografer memprediksi bahwa tren penurunan akan kembali terjadi pada tahun 2025. Alasannya sederhana: jumlah wanita usia subur semakin sedikit, dan tren menikah di usia tua semakin meningkat.

Jika kondisi ini terus berlanjut, China akan menghadapi masalah besar dalam ketenagakerjaan, dengan jumlah tenaga kerja yang semakin menyusut dan populasi lansia yang terus meningkat.

Kesimpulan

Penurunan angka pernikahan di China bukan hanya sekadar tren sosial, tetapi berdampak luas terhadap populasi dan perekonomian negara. Jika angka kelahiran terus merosot, China harus menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan tenaga kerja produktif dan menekan biaya sosial akibat meningkatnya jumlah lansia.

Apakah kebijakan pemerintah bisa membalikkan tren ini? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved