Anggota Parlemen Eropa Kritik Ketimpangan dalam Kesepakatan Tarif EU-AS
Tanggal: 28 Jul 2025 09:46 wib.
Seorang anggota parlemen terkemuka dari Uni Eropa mengecam keras rancangan perjanjian perdagangan antara Uni Eropa dan Amerika Serikat, dengan menyebut bahwa kesepakatan tersebut berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi serta mengancam keamanan pekerjaan di wilayah Eropa.
Bernd Lange, selaku Ketua Komite Perdagangan Internasional di Parlemen Eropa, menyatakan bahwa rancangan kesepakatan tersebut sangat tidak menguntungkan dan timpang. Ia menyoroti bahwa AS akan mengenakan tarif sebesar 15 persen terhadap seluruh ekspor dari Uni Eropa — empat kali lipat dari tarif rata-rata saat ini — sementara EU sendiri akan memberlakukan tarif nol untuk barang-barang dari AS.
"Kesepakatan ini sangat berat sebelah. Kompromi yang diambil tampak sulit untuk bisa dibenarkan," ujar Lange dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyampaikan bahwa telah tercapai sebuah perjanjian dagang yang memberikan kewenangan kepada AS untuk menetapkan tarif dasar 15 persen atas produk asal Uni Eropa.
Kedua pemimpin menyebut kesepakatan ini sebagai langkah menuju keseimbangan perdagangan dan peningkatan hubungan dagang dua arah. Namun, perjanjian tersebut juga memberi ruang bagi AS untuk mempertahankan tarif tinggi sembari tetap menikmati akses bebas bea atas ekspor strategis mereka.
Sebaliknya, Uni Eropa setuju untuk membeli energi dari AS senilai 750 miliar dolar AS dan meningkatkan investasinya di Amerika sebesar 600 miliar dolar AS.
Lange menjelaskan bahwa meskipun Trump secara terbuka menyampaikan tarif 15 persen, ada beberapa sektor yang dikecualikan seperti baja dan farmasi. Ia juga menyebut bahwa peningkatan impor gas alam cair dari AS telah diprediksi sebelumnya, mengingat EU terus mengurangi ketergantungan pada energi dari Rusia.
Namun, ia mengkritik keras keputusan EU untuk meningkatkan investasi hingga ratusan miliar dolar, termasuk pendanaan untuk sektor teknologi militer AS, yang menurutnya justru merugikan kepentingan ekonomi Eropa sendiri.
Lange bahkan menyamakan gaya negosiasi AS dalam kesepakatan ini dengan pendekatan keras yang sebelumnya digunakan terhadap Jepang. Ia memperingatkan bahwa kesepakatan ini berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi EU dan berdampak negatif terhadap produk domestik bruto kawasan tersebut.