Amerika Serikat Serang Yaman dengan Rentetan Rudal
Tanggal: 6 Okt 2024 10:20 wib.
Pada Jumat lalu, Amerika Serikat (AS) meluncurkan rentetan rudal ke lebih dari selusin target sasaran di Yaman – menghancurkan sistem senjata, pangkalan, dan peralatan milik kelompok militan yang didukung Iran. Serangan udara ini dikonfirmasi oleh pejabat AS, sedangkan Kementerian Pertahanan Inggris telah membantah terlibat dalam serangan tersebut.
Serangan ini menghantam beberapa wilayah penting di Yaman, seperti bandara Hodeidah, ibu kota Sanaa, dan Kota Dhamar. Pusat Komando (CENTCOM) Amerika Serikat mengklaim bahwa serangan tersebut bertujuan untuk merusak kemampuan militer ofensif Houthi, dalam upaya untuk mengamankan jalur perairan internasional.
Milisi Houthi di Yaman telah melakukan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah, yang telah mengganggu pelayaran komersial sejak tahun lalu. Serangan terakhir ini menyebabkan maraknya kecaman dari aktor internasional dan para diplomat, karena Laut Merah adalah jalur perdagangan utama antara Asia, Eropa, dan Timur Tengah.
Menurut Al Jazeera, serangan udara yang menargetkan bandara Hodeidah, Sanaa, dan Kota Dhamar telah terjadi sebelumnya. Pejabat AS dan Inggris memastikan adanya serangan udara terbaru di Yaman, namun Kementerian Pertahanan Inggris secara tegas membantah terlibat dalam serangan tersebut.
Dikutip dari media sosial, Komando Pusat AS menyatakan bahwa mereka telah menyerang 15 sasaran di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi. Mereka menjelaskan bahwa tindakan ini diambil untuk melindungi kebebasan navigasi dan membuat perairan internasional lebih aman bagi kapal-kapal AS, koalisi, dan kapal dagang.
Al-Masirah TV melaporkan bahwa serangan tersebut menyasar Sanaa, ibu kota Yaman, dengan empat serangan; tujuh serangan dilakukan di kota pelabuhan Hodeidah; dan setidaknya satu serangan di Dhamar, di selatan ibu kota. Serangan terhadap Sanaa terjadi dalam konteks protes mingguan "satu juta orang" yang diselenggarakan oleh Houthi dan pendukungnya.
Di sisi lain, milisi Houthi menyikapi serangan ini sebagai upaya putus-asa untuk mengintimidasi rakyat Yaman. Mereka bersumpah tidak akan tergoyahkan oleh serangan tersebut. Hashem Sharaf al-Din, seorang pejabat Houthi, menganggap serangan sebagai langkah yang tidak akan mempengaruhi kesatuan dan perjuangan rakyat Yaman.
Serangan udara yang berulang dari pihak AS dan Inggris, serta serangan Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah, telah menciptakan ketegangan di kawasan tersebut. Kegelisahan internasional terhadap keamanan jalur perdagangan dan pelayaran semakin meningkat, mengingat Laut Merah memiliki peran vital dalam perdagangan internasional antarbenua.