Amerika Buka Markas Komando di Jepang, Ada Apa?
Tanggal: 2 Agu 2024 21:18 wib.
Amerika Serikat (AS) memiliki rencana untuk mendirikan komando militer baru di Jepang. Rencana ini diumumkan dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dengan mitra mereka dari Jepang, Menteri Luar Negeri Yoko Kamikawa dan Menteri Pertahanan Minoru Kihara, di Tokyo, pada Minggu (28/7/2024). Markas komando ini akan mengkoordinasikan operasi militer dengan pihak Jepang, merencanakan latihan gabungan, dan berpartisipasi dalam pertahanan negara jika terjadi permusuhan. Nantinya, pucuk kepemimpinan dalam markas akan dipegang oleh seorang jenderal bintang tiga.
Dengan demikian, komando militer Amerika akan dikendalikan dari markas besar di wilayah Jepang untuk pertama kalinya. Sebelumnya, komando Asia Pasifik difokuskan di pangkalan militer Hawaii.
Menurut laporan Wall Street Journal, Menteri Luar Negeri Yoko Kamikawa menjelaskan, "Kita berada di titik kritis. Untuk benar-benar mempertahankan tatanan internasional yang ada, kita perlu terus memperkuat aliansi kita."
Pejabat AS belum merinci bagaimana komando Amerika yang baru akan berinteraksi dengan komando paralel Jepang. Namun, pengamat pertahanan dari American Enterprise Institute, Zack Cooper, menyatakan bahwa markas komando baru ini kemungkinan akan berlokasi di ruang bawah tanah Kementerian Pertahanan Tokyo.
Cooper menambahkan, "Ini sebenarnya adalah jenis kerja sama baru bagi AS dan Jepang, jadi akan butuh banyak usaha dan kami harus membangun sejumlah kekuatan baru untuk bisa melakukannya."
Langkah ini dilakukan saat Washington berupaya untuk mengimbangi Jepang dalam membangun kemampuan militernya. Dorongan untuk mendirikan komando tersebut juga merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mendukung hubungan militer antara kedua negara, yang saat ini berhadapan langsung dengan Rusia dan China.
Pekan lalu, Moskow dan Beijing mengirim patroli pembom gabungan ke Alaska untuk pertama kalinya. Di sisi lain, persenjataan nuklir dan konvensional Pyongyang, yang menjadi rekan China dan Rusia, berkembang pesat.
Menurut strategi pertahanan formal Pentagon, "Rusia, China tetap menjadi ancaman jangka panjang utama bagi AS dan sekutunya di kawasan Pasifik."
AS sendiri membangun portofolio yang kuat di Asia Pasifik beberapa tahun terakhir. Negara itu telah terlibat dalam upaya ambisius untuk membantu Australia memperoleh kapal selam bertenaga nuklir serta menghapus pembatasan jangkauan rudal balistik yang dapat dikembangkan Korea Selatan (Korsel).
Christopher Johnstone, mantan pejabat senior AS untuk kebijakan Asia yang kini bekerja di lembaga pemikir Center for Strategic and International Studies di Washington, menyatakan, "Artinya, AS siap mengambil langkah-langkah untuk mendukung kemampuan sekutu dengan cara yang belum pernah kami lakukan sebelumnya."
Seiring upaya untuk meningkatkan kehadiran militer AS di wilayah Asia Pasifik, komando militer di Jepang menjadi strategis bagi kepentingan kedua negara. Dengan mempertimbangkan perkembangan situasi global dan keamanan nasional, integrasi komando antara Amerika Serikat dan Jepang bisa menjadi langkah yang strategis dalam menjaga stabilitas dan keamanan di wilayah Asia Pasifik.
Kedatangan komando militer baru di Jepang menandai pergeseran penting dalam dinamika kekuatan militer di kawasan tersebut. Memfokuskan komando Asia Pasifik di pangkalan militer Hawaii ke Jepang menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk mendukung keamanan dan stabilitas di wilayah ini. Dengan adanya integrasi komando, diharapkan kerja sama antara AS dan Jepang dalam hal keamanan regional dapat lebih terintegrasi, efisien, dan efektif.