Sumber foto: iStock

Alasan Malaysia Ramai Diserbu Asing, Krisis Besar Mengancam

Tanggal: 13 Okt 2024 18:20 wib.
Malaysia menjadi salah satu negara yang paling cepat merespons popularitas teknologi kecerdasan buatan (AI), terutama dari sektor pembangunan infrastruktur pusat data (data center). Pemerintah Malaysia memusatkan wilayah Johor sebagai sarang data center AI untuk memenuhi kebutuhan yang membludak akan penyimpanan, pengelolaan, dan pelatihan sistem AI.

Di tahun lalu, Johor adalah lahan yang diperuntukkan untuk industri perkebunan kelapa sawit. Namun, kini, gedung-gedung data center mulai berkembang, membentuk proyek konstruksi AI terbesar di dunia dari pohon-pohon tropis tersebut.

Perusahaan asing tertarik berinvestasi di Johor, seperti ByteDance yang menggelontorkan US$ 350 juta, Microsoft yang membeli lahan 49 hektar senilai US$ 95 juta, Google yang menggelontorkan dana US$ 2 miliar, Blackstone membayar US$ 16 miliar untuk membeli operator data center AirTrunk, dan Oracle yang mengumumkan investasi US$ 6,5 miliar untuk sektor data center di Malaysia.

Investasi data center di Johor yang bisa digunakan untuk AI dan komputasi cloud diestimasi mencapai US$ 3,8 miliar pada tahun ini menurut Maybank.

Kebutuhan yang meningkat dari raksasa teknologi untuk melatih chatbot, mengembangkan mobil tanpa awak, serta adopsi teknologi AI lainnya mendorong mereka membutuhkan data center yang mencapai ribuan chip komputer. Infrastruktur itu membutuhkan kapasitas listrik yang besar dan sumber daya air untuk pendinginan.

Virginia Utara yang dikenal sebagai pasar data center terbesar di dunia terus mengalami peningkatan kapasitas listrik. Kondisi ini mendorong raksasa teknologi mencari lokasi alternatif untuk membangun data center. Selain itu, Johor memiliki lokasi dekat dengan perbatasan Singapura, jalur kabel internet bawah laut paling padat di dunia, dan hubungan yang baik dengan AS dan China.

Salgame mengatakan bahwa kebanyakan data center di Johor dijalankan oleh pihak ketiga, sehingga tak memiliki kesepakatan langsung dengan perusahaan teknologi sebelum proyek dimulai. Perusahaan teknologi berlaku sebagai tenant dengan memasang hardware mereka sendiri di dalam fasilitas data center. Salgame memprediksi Malaysia akan menjadi pasar data center terbesar ke-2 di dunia dalam 5 tahun ke depan.

Pemerintah Malaysia memberikan banyak insentif untuk pelaku data center, termasuk bagi perusahaan dengan teknologi ramah lingkungan. Namun, ancaman kebutuhan listrik dan air juga menghantui Malaysia dengan prediksi kebutuhan listrik dari data center di sana mencapai 5 gigawatt pada 2035.

Pemerintah harus menyeimbangkan keuntungan ekonomi dengan kebutuhan masyarakat lokal, dan pembangunan pabrik desalinasi bisa menjadi solusi untuk memastikan kebutuhan air masyarakat lokal tetap terpenuhi. Instruksi tambahan: Buatkan jadi 500 kata tanpa menyertakan paragraf yang menunjukkan kesimpulandi akhir
Copyright © Tampang.com
All rights reserved