Sumber foto: google

Aksi Bela Palestina: Dari AS Hingga Australia

Tanggal: 5 Mei 2024 23:02 wib.
Aksi bela Palestina di kampus-kampus tidak hanya terjadi di Amerika Serikat (AS), tetapi meluas hingga ke Inggris dan Australia. Solidaritas terhadap masyarakat Gaza, yang terdampak oleh agresi Israel, menjadi pusat perhatian bagi mahasiswa dan aktivis di berbagai belahan dunia.

Di Inggris, mahasiswa dari Goldsmiths University di London menggelar aksi dengan mendirikan perkemahan di perpustakaan fakultas. Kelompok yang menamai diri Goldsmith for Peace menyatakan aksi mereka sebagai bentuk solidaritas terhadap masyarakat di Gaza yang terdampak oleh agresi Israel. Mereka menyerukan kebijakan investasi baru yang etis, termasuk melakukan divestasi atau menarik pendanaan dari perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Israel, sesuai dengan tuntutan para demonstran.

Tidak hanya di Goldsmiths University, mahasiswa-mahasiswi di universitas Newcastle, Warwick, Leeds, dan Bristol juga turut menggelar aksi serupa dengan mendirikan perkemahan kampus dalam beberapa hari terakhir. Hal serupa juga terjadi di Australia, dimana aktivis pro-Palestina mendirikan perkemahan di luar aula utama Universitas Sydney, salah satu perguruan tinggi terbesar di Negeri Kanguru. Universitas-universitas di Melbourne, Canberra, dan kota-kota lain di Australia juga menjadi tempat bagi gerakan solidaritas untuk Palestina.

Tuntutan mahasiswa di Australia sejalan dengan Inggris dan AS, yakni menyerukan universitas-universitas untuk melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel. Meskipun berlangsung secara damai, aksi solidaritas ini merupakan ekspresi nyata dari keprihatinan terhadap konflik di Palestina.

Di AS, aksi bela Palestina di kampus-kampus penuh dengan penangkapan dan kekerasan. Sejak pertengahan April, polisi telah menangkap setidaknya 2.100 demonstran di berbagai perguruan tinggi. Meski demikian, aksi dukungan untuk Palestina masih terus berlanjut hingga saat ini. Berbeda dengan AS, di Inggris dan Australia, situasinya cenderung lebih damai dengan kehadiran pasukan keamanan yang minim. Wakil rektor Universitas Sydney, Mark Scott, menyatakan bahwa kelompok pro-Palestina dapat tetap berada di kampus karena tidak ada kekerasan seperti yang terjadi di AS.

Sekutu dekat Israel seperti AS, Australia, dan Inggris belakangan ini menunjukkan kritik terhadap agresi pasukan Zionis di Gaza, meskipun sebelumnya mereka memiliki hubungan yang dekat dengan Israel. Agresi Israel ke Gaza sejak Oktober 2023 telah menelan korban jiwa yang cukup banyak. Serangan brutal tersebut mengakibatkan lebih dari 34.000 orang meninggal di Palestina, termasuk warga sipil dan fasilitas kesehatan yang menjadi sasaran.

Dengan semakin luasnya aksi solidaritas untuk Palestina di berbagai negara, dapat diharapkan bahwa upaya perdamaian dan keadilan dapat terus diperjuangkan. Kesadaran global terhadap konflik di Timur Tengah akan semakin memperkuat tekanan terhadap pihak-pihak yang terlibat untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan. Solidaritas dari berbagai belahan dunia menjadi momentum penting untuk menjaga kemanusiaan dan mendukung upaya perdamaian di Palestina. Semoga aksi-aksi ini dapat menjadi dorongan positif untuk mencapai perdamaian yang sebenarnya di kawasan konflik tersebut. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved