Agresi Israel di Gaza: 38.011 Orang Meninggal
Tanggal: 6 Jul 2024 19:50 wib.
Pada tanggal Oktober 2023, agresi brutal pasukan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sebanyak 38.011 orang Palestina. Angka korban tewas terus bertambah setelah pasukan Israel melancarkan serangan udara pada Kamis (4/7) malam waktu setempat.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan terbaru Israel menyebabkan puluhan orang tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Menurut rilis Kemenkes Gaza yang dikutip Anadolu Agency, pasukan Israel telah menewaskan 58 orang dan melukai 179 orang dalam empat pembantaian selama 24 jam terakhir.
Situasi semakin memburuk dengan banyak orang yang masih terjebak di reruntuhan, sementara tim penyelamat kesulitan menemukan mereka. Pada kesempatan kali ini, agresi Israel terus berlanjut selama sembilan bulan terakhir, menyerang wilayah Palestina secara besar-besaran.
Meskipun komunitas internasional telah berulang kali menyerukan dan mengupayakan negosiasi gencatan senjata, tujuan tersebut masih belum tercapai. Upaya negosiasi sering kali terhenti ketika membahas pertukaran tahanan atau sandera, serta saat menentukan interval waktu bagi gencatan senjata.
Hamas, sebagai pihak yang terlibat, mendesak untuk mencapai gencatan senjata permanen dan meminta seluruh pasukan Israel untuk meninggalkan Palestina. Namun, dalam beberapa kesepakatan, gencatan senjata hanya berlangsung dalam hitungan hari atau pekan.
Sedangkan, konsekuensi dari agresi yang terus berlanjut ini menyisakan duka yang mendalam bagi masyarakat Palestina. Selain dampak langsung berupa korban jiwa dan luka-luka, agresi ini juga memperburuk kondisi kemanusiaan, melumpuhkan sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur di wilayah Gaza.
Kondisi tersebut mengakibatkan penyakit dan kekurangan gizi yang semakin meluas, terlebih di kalangan anak-anak. Menurut laporan United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), sekitar 1,1 juta pengungsi Palestina di Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Mereka hidup di kondisi yang sangat rentan dan terpinggirkan akibat konflik yang tak kunjung reda.
Selain itu, agresi ini juga memperparah ketegangan antara Palestina dan Israel, serta mengancam stabilitas kawasan di Timur Tengah. Konflik yang berlarut-larut ini menimbulkan dampak tidak hanya bagi kedua belah pihak, tetapi juga bagi seluruh komunitas internasional yang berupaya untuk mediasi dan mencari solusi atas konflik tersebut.