900 Hari Perang Ukraina, Rusia Peringatkan Rudalnya Bisa Jangkau Tanah Amerika Hanya dalam 3 Menit
Tanggal: 24 Sep 2024 05:29 wib.
Peringatan baru telah dikeluarkan oleh Rusia terhadap sekutu Ukraina, Amerika Serikat (AS), yang berhubungan dengan seruan terbaru untuk mengizinkan penggunaan senjata Barat oleh Ukraina. Peringatan ini muncul setelah lebih dari 900 hari perang antara Rusia dan Ukraina, yang telah memicu meningkatnya ketegangan geopolitik antara Moskow dan sekutu global Ukraina, serta meningkatnya kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik.
Politisi Rusia, Vyacheslav Volodin, mengungkapkan bahwa rudal Sarmat memiliki waktu tempuh 3 menit 20 detik ke kota Strasbourg. Menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional, rudal Sarmat Rusia memiliki jangkauan antara 6.214 dan 11.184 mil, yang artinya kota tersebut berada dalam jangkauan rudal tersebut. Volodin menanggapi seruan Parlemen Eropa untuk mencabut pembatasan penggunaan persenjataan Barat oleh Ukraina di wilayah Rusia dan untuk mempercepat pengiriman senjata ke Kyiv.
Parlemen Eropa telah mengeluarkan resolusi yang mendorong negara-negara anggota Uni Eropa (UE) untuk mengizinkan Ukraina menggunakan sistem persenjataan Barat terhadap target militer yang sah di Rusia. Resolusi tersebut juga menyerukan agar UE memenuhi janji sebelumnya tentang pengiriman senjata, sistem pertahanan udara, dan amunisi, termasuk rudal TAURUS buatan Jerman dan Swedia yang memiliki jangkauan lebih dari 300 mil.
Volodin menegaskan bahwa jika permintaan Parlemen Eropa tersebut terpenuhi, Rusia akan memberikan respons yang keras dengan menggunakan senjata yang lebih kuat, yang dapat memicu perang dunia dengan penggunaan senjata nuklir. Meskipun Ukraina telah menerima rudal jarak jauh dari AS, Inggris, dan Prancis, termasuk rudal jelajah Storm Shadow dan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS), Ukraina tetap tidak diizinkan menggunakannya untuk serangan jarak jauh di dalam Rusia karena dikhawatirkan akan meningkatkan konflik.
Sebelumnya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, telah mendesak mitra mereka untuk menggunakan persenjataan Barat untuk serangan jarak jauh guna mencegah kemajuan Angkatan Darat Rusia. Dia menyatakan bahwa dengan mengizinkan Ukraina menggunakan persenjataan jarak jauh, Ukraina tidak perlu secara fisik memasuki wilayah Kursk untuk melindungi warga Ukraina di daerah perbatasan dan menghancurkan potensi agresi Rusia.
Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, juga sebelumnya mengatakan bahwa jika larangan serangan jarak jauh oleh pemerintah AS dan Eropa dicabut, Moskow akan memberikan respons yang tepat. Presiden AS, Joe Biden, juga menyatakan bahwa pemerintahannya sedang mengkaji kemungkinan pencabutan pembatasan penggunaan persenjataan oleh Ukraina.
Ancaman yang dihadapi terkait dengan perang Ukraina tidak hanya memberikan dampak lokal bagi kedua negara yang berseteru, tapi juga memperihatinkan bagi stabilitas global. Potensi eskalasi konflik ini dapat membawa dampak yang sangat besar bagi kedua belah pihak maupun pihak-pihak lain yang terlibat secara tidak langsung. Oleh karena itu, diperlukan upaya diplomasi yang kuat dan dialog antarnegara untuk mencegah terjadinya situasi yang semakin memanas dan berbahaya bagi kedua belah pihak.