75 Tahun Indonesia-AS, Pameran Koleksi Langka di Library of Congress

Tanggal: 6 Jul 2024 20:25 wib.
Dua penari senior dari Santi Budaya dengan anggun menampilkan “Tari Golek,” membuka pameran koleksi langka Indonesia di Library of Congress, Washington DC. Salah satu penari adalah Clare Selgin Wolfowitz, seorang antropolog Amerika yang sejak tahun 1960an telah mendalami Indonesia.

Menurut Clare, ia merasa bangga karena AS menjadi salah satu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia berharap hubungan kedua negara senantiasa erat. Clare semakin jatuh cinta pada seni budaya Indonesia, termasuk seni tari, saat mantan suaminya, Paul Wolfowitz, menjabat sebagai duta besar AS untuk Indonesia antara tahun 1986-1989.

Setelah kembali ke AS, Clare tetap menari dan kadang tampil di hadapan publik, terutama dalam acara-acara khusus seperti perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Amerika di Library of Congress ini.

Koleksi Langka Terkait Indonesia

Lebih dari 100 pengunjung dan tamu, termasuk perwakilan Kongres AS, akademisi, peneliti, dan warga, memadati perpustakaan dan badan kebudayaan tertua di Amerika ini untuk melihat langsung sejumlah koleksi langka yang jarang dipertunjukkan kepada publik.

Salinan Babad Tanah Jawi tahun 1861, surat yang ditulis oleh seorang Sultan asal Bugis yang diperoleh saat Ekspedisi Wilkes tahun 1838-1842, atau naskah-naskah Batak yang ditulis di kulit kayu koleksi tahun 1870 ternyata merupakan resep masakan. Ada pula naskah-naskah kuno lainnya yang menjadi bagian dari pameran ini.

Direktur Koleksi Umum dan Internasional Library of Congress, Eugene Flanagan, dalam pidatonya saat membuka acara ini, mengatakan pameran ini mencerminkan hubungan panjang antara Library of Congress dan Indonesia. Beliau menambahkan bahwa Library of Congress memiliki tanggung jawab tidak hanya memantau dan mengkatalogkan koleksi-koleksi langka ini untuk keperluan perpustakaan, tetapi juga bagi banyak institusi akademik di Amerika dan di luar Amerika.

Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) KBRI Washington DC, Ida Bagus Made Bimantara, menyampaikan rasa terima kasih kepada Library of Congress yang dengan tekun mengumpulkan dan merawat koleksi langka Indonesia ini. Bimantara juga mengungkapkan bahwa pameran tersebut memberikan kesempatan bagi para peneliti untuk meriset dan mempelajari koleksi-koleksi langka ini.

Sementara itu, Direktur Kantor Pers dan Diplomasi Publik, Biro Urusan Asia Timur dan Pasifik Deplu AS, Sara Matthews, mengungkapkan apresiasinya terhadap pameran ini. Menurutnya, hubungan diplomatik tidak hanya dijalin antar-pemerintahan, tetapi juga antar-individu. Library of Congress dan KBRI Indonesia dinilai telah melakukan pekerjaan yang luar biasa untuk menciptakan kemitraan yang menghormati hubungan diplomatik ini, serta menghubungkan antar-individu secara personal dan emosional.

Matthews menegaskan komitmen Departemen Luar Negeri Amerika untuk memastikan kerjasama erat dengan Indonesia dalam mengatasi tantangan baru di abad ke-21. Ia berpendapat bahwa kerjasama antara Indonesia dan AS bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab individu untuk memperkuat ikatan kedua negara.

Pameran koleksi langka Indonesia inilah sebuah contoh nyata dari upaya mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan AS. Menyadari pentingnya penyelenggaraan acara tersebut, dapat diharapkan bahwa kerjasama kedua negara dalam bidang seni dan kebudayaan akan semakin berkembang dalam waktu yang akan datang. Acara tersebut juga menjadi sarana untuk menyebarkan pengetahuan dan kekayaan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap keberagaman budaya di Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved