3 Orang Didakwa Terkait Kematian Penyanyi One Direction Liam Payne
Tanggal: 10 Nov 2024 05:54 wib.
Tiga orang telah dituntut terkait dengan kematian penyanyi One Direction, Liam Payne, yang terjatuh dari balkon hotelnya di Buenos Aires bulan lalu, kata otoritas Argentina pada Kamis, (7/11/2024). Kematian pria berusia 31 tahun itu mengejutkan dunia, dan menimbulkan pertanyaan tentang alasan di balik kejadian tragis tersebut.
Panggilan darurat 911 dari seorang karyawan hotel pada hari Payne meninggal memperingatkan bahwa ia telah bertindak agresif dan mungkin berada di bawah pengaruh obat-obatan dan alkohol. Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa kematian Payne terkait dengan penggunaan zat-zat terlarang.
Otopsi mengungkapkan bahwa mantan anggota boy band itu memiliki jejak alkohol, kokain, dan obat antidepresan yang diresepkan dalam sistem tubuhnya saat ia meninggal, kata kantor kejaksaan dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters pada Kamis. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan zat-zat terlarang dan alkohol merupakan faktor yang berperan dalam insiden tersebut.
Jenazah Payne diserahkan kepada ayahnya, Geoff, selama akhir pekan dan diterbangkan kembali ke negara asalnya, Inggris. Selama beberapa minggu terakhir, Geoff terlihat bersama pengawal lama One Direction, Paul Higgins, di Hotel CasaSur tempat putranya meninggal. Kejadian tersebut menunjukkan betapa besarnya dampak kematian Payne bagi keluarga dan rekan-rekannya.
Mereka yang didakwa atas kematian Payne termasuk seorang tersangka pengedar narkoba, seorang karyawan hotel yang mungkin telah menyediakan kokain bagi Payne, dan seseorang yang dekat dengan penyanyi itu, kata pihak berwenang. Hal ini mengindikasikan bahwa ada keterlibatan pihak ketiga yang menyalurkan zat-zat terlarang kepada Payne.
Semuanya dituduh berperan dalam memberikan narkoba kepada Payne, dengan karyawan hotel dituduh memberikan kokain kepada Payne setidaknya dua kali selama ia menginap di hotel tersebut dan tersangka pengedar narkoba diyakini telah menyediakannya dua kali lagi, dua hari sebelum kematiannya. Hal ini menunjukkan adanya pola pemberian zat terlarang yang dapat menjadi fokus penyelidikan lebih lanjut.
Orang yang mengunjungi Payne juga didakwa atas tuduhan "menelantarkan seseorang yang kemudian menyebabkan kematian," kata pihak berwenang. Ini menunjukkan bahwa keterlibatan orang lain dalam kejadian tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja.
Tidak seorang pun dari mereka yang didakwa disebutkan namanya, tetapi akan diberitahu dan dilarang meninggalkan negara itu, menurut pernyataan tersebut. Tindakan ini menunjukkan seriusnya penegakan hukum terhadap kasus kematian Payne yang menjadi sorotan publik.
Penyelidikan atas keadaan kematian Payne akan terus berlanjut, kata jaksa penuntut, seraya menambahkan bahwa mereka masih berusaha membuka kunci laptop penyanyi itu yang rusak. Penyelidikan ini menunjukkan bahwa pihak berwenang tidak akan mengendurkan upaya untuk mengungkap kebenaran di balik kematian Payne.
Para saksi mengatakan kepada media lokal bahwa mereka melihat Payne menghancurkan laptopnya di lobi hotel. Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk menghilangkan bukti elektronik yang mungkin berhubungan dengan kejadian tersebut.
Dari kasus kematian Payne ini, dapat dilihat betapa kompleksnya penyelidikan dalam kasus-kasus kematian yang melibatkan faktor narkoba dan alkohol. Penegakan hukum harus dilakukan secara tegas dan transparan untuk mengungkap kebenaran dan memberikan keadilan bagi korban serta keluarganya. Selain itu, kesadaran akan bahaya penggunaan zat terlarang juga perlu ditingkatkan untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa mendatang.