100 Anak di India Keracunan Usai Makan Siang Gratis, Diduga Tercemar Bangkai Ular
Tanggal: 2 Mei 2025 15:18 wib.
Tampang.com | Sekitar 100 anak sekolah di Mokama, negara bagian Bihar, India, mengalami keracunan makanan setelah menyantap makan siang gratis yang disediakan oleh sekolah mereka pada pekan lalu. Dugaan sementara menyebutkan bahwa makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bangkai ular, memicu gejala muntah dan pusing di kalangan siswa.
Juru Masak Diduga Sajikan Makanan Usai Temukan Bangkai Ular
Menurut laporan dari CNN, insiden mengejutkan ini bermula ketika seorang juru masak sekolah menyajikan makanan setelah menemukan dan mengeluarkan bangkai ular dari panci masakan. Informasi ini dikonfirmasi oleh Komisi Hak Asasi Manusia Nasional India (NHRC) dalam pernyataan resminya.
“Menurut laporan media, juru masak menyajikan makanan kepada anak-anak setelah mengeluarkan ular mati dari makanan,” kata NHRC, seraya menambahkan bahwa beberapa siswa langsung mengalami gejala keracunan seperti mual dan pusing.
Orangtua Murid Protes, Jalan Raya Diblokade
Kabar ini segera menyulut kemarahan para orangtua. Kekhawatiran atas kesehatan anak-anak mereka membuat sejumlah orangtua melakukan aksi blokade jalan raya sebagai bentuk protes terhadap kelalaian sekolah.
Komisi HAM India memberikan tenggat waktu dua minggu kepada kepolisian Bihar untuk menyelesaikan penyelidikan atas insiden ini. Mereka juga menuntut pembaruan cepat terkait kondisi kesehatan para siswa yang terdampak.
Pelanggaran HAM dan Ancaman Terhadap Keamanan Pangan
NHRC menyatakan bahwa jika benar makanan tersebut terkontaminasi bangkai ular, maka hal itu merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia, khususnya terhadap anak-anak yang menjadi korban.
Insiden ini menambah daftar panjang kasus keracunan yang terjadi dalam program makan siang gratis di India. Pada 2013, insiden tragis terjadi ketika makanan sekolah terkontaminasi pestisida dan menewaskan sedikitnya 23 siswa.
Program Penting dengan Rekam Jejak Buruk
India menjalankan salah satu program makan siang gratis terbesar di dunia, yang bertujuan meningkatkan gizi dan mendorong kehadiran siswa di sekolah. Namun, lemahnya pengawasan dan praktik kebersihan di beberapa daerah terus menjadi tantangan besar.
Insiden terbaru ini kembali menegaskan pentingnya standar keamanan pangan yang lebih ketat serta sistem pengawasan yang transparan agar program vital ini tidak berubah menjadi ancaman bagi anak-anak yang seharusnya dilindungi.