Sumber foto: iStock

10 Negara Paling Dibenci Dunia di 2025, Indonesia Termasuk?

Tanggal: 11 Mar 2025 19:49 wib.
Di tahun 2025, sejumlah negara di dunia masih menyandang stigma negatif di mata internasional. Persepsi buruk ini sering kali membuat mereka dikenal sebagai negara yang paling dibenci. Menurut analisis dari Data Pandas, ada beberapa faktor yang berkontribusi untuk pembentukan citra negatif ini, seperti aliansi geopolitik, konflik sejarah, serta pemahaman budaya yang keliru.

China, dengan kekuatan ekonomi dan pengaruh global yang semakin meningkat, berada di posisi teratas dalam daftar negara yang paling tidak disukai. Isu-isu kontroversial seperti pelanggaran hak asasi manusia, penanganan Tibet dan Xinjiang, serta sengketa wilayah di Laut China Selatan menyeret reputasi negara ini. Masyarakat internasional menunjukkan kekhawatiran akan peran China dalam geopolitik global, terutama terkait dengan inisiatif Belt and Road yang dianggap memberikan pengaruh terhadap negara-negara berkembang.

Amerika Serikat mengikuti di posisi kedua. Terkenal sebagai adikuasa global, peran AS dalam politik internasional serta intervensi militernya di berbagai negara seperti Irak dan Afghanistan menciptakan pandangan negatif terhadapnya. Masyarakat di beberapa negara menganggap intervensi militer AS sebagai bentuk imperialisme yang memperburuk situasi di negara-negara tersebut.

Di urutan ketiga terdapat Rusia, yang dikenal dengan kebijakan luar negerinya yang kadang kontroversial dan terlibatnya dalam konflik seperti di Ukraina. Kehadiran militer Rusia di negara-negara bekas Soviet juga menjadi sorotan dunia dan menambah daftar panjang ketidakpuasan terhadap negara ini.

Korea Utara, Israel, dan Pakistan masing-masing di peringkat ke-4, 5, dan 6. Ketegangan yang terus-menerus terjadi di Semenanjung Korea, konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina, serta ketidakstabilan politik di Pakistan berkontribusi pada persepsi negatif yang kian menguat. Terutama dalam konteks Israel, tindakan pencaplokan tanah Palestina sering kali memicu kecaman dari berbagai pihak di dunia.

Iran dan Irak menempati posisi ke-7 dan ke-8. Keduanya menghadapi tantangan serius terkait program nuklir, konflik internal, dan ketidakstabilan yang terus berlangsung. Di Iran, sanksi internasional berkontribusi pada krisis ekonomi, sementara Irak berjuang untuk membangun kembali negara pasca-perang dan menghadapi kelompok ekstremis, kondisi ini berimbas negatif pada citra global mereka.

Suriah tetap pada posisi ke-9 akibat perang saudara yang berkepanjangan. Konflik ini tidak hanya menghancurkan infrastruktur negara, tetapi juga mengakibatkan krisis kemanusiaan yang parah, dengan jutaan pengungsi yang terdampak. Apa yang terjadi di Suriah turut menarik perhatian dunia dan menciptakan stigma yang sulit dihilangkan.

India, meski menyandang status sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi pesat dan warisan budaya yang kaya, melengkapi daftar di posisi ke-10. Ketidakadilan sosial, kemiskinan, dan korupsi yang merajalela berdampak pada cara pandang negara lain terhadap India. Masyarakat internasional mencermati pertarungan yang terus berlangsung dalam hal hak asasi manusia, serta ketidakpuasan terhadap kebijakan politik tertentu yang dianggap diskriminatif.

Berbeda dengan negara-negara di atas, Indonesia tidak termasuk dalam daftar negara yang paling dibenci di dunia. Nampaknya, Indonesia berhasil menempatkan diri sebagai negara yang cinta damai dan yang memegang prinsip non-blok di tengah ketegangan global. Indonesia dikenal dengan falsafah Bhinneka Tunggal Ika, yang menekankan pentingnya perbedaan untuk menciptakan harmoni. Citra positif ini diperkuat oleh keterlibatan aktif Indonesia dalam forum-forum internasional yang memperjuangkan perdamaian dan kerjasama, baik di tingkat ASEAN maupun PBB.

Perlu dicatat pula bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, dengan lebih dari 300 suku dan 700 bahasa. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai laboratorium pluralisme yang terus berjuang untuk mempertahankan nilai-nilai kemajemukan. Masyarakat internasional sering kali mengagumi keragaman serta tradisi yang ada di Indonesia, mulai dari upacara adat hingga berbagai jenis kuliner yang menggugah selera.

Dengan ini, Indonesia terlihat dengan cerah dalam panggung global sebagai contoh bangsa yang berupaya menjaga kedamaian, sekaligus menjadi tempat yang inklusif bagi seluruh warganya. Dengan langkah-langkah diplomasi yang bijaksana dan fokus pada hubungan antarnegara yang saling menguntungkan, citra Indonesia di mata dunia dapat terjaga dengan baik. Harapan akan Indonesia sebagai negara yang terus melanjutkan tradisi cinta damai pun semakin kuat di tengah dinamika global yang penuh tantangan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved